Ia menambahkan, di Boyolali ini ada sekitar 3000 hektar petani tembakau dari jumlah itu terdapat di kecamatan Selo, Cepogo, Tamansari, Gladaksari, Juwangi,Karanggede,Banyudono, Sawit serta kecamatan Ampel. Lanjut dia, selama dua tahun ini meski cukai mengalami peningkatan,namun hasil tembakau para petani juga ikut meningkat.
"Saya mendengar cukai naik,tapi dua tahun ini harga tembakau cukup baik artinya ada peningkatan hasilnya. Secara masif setahun ini teman teman petani ini mendapat keuntungan yang banyak. Kalau luasan petani tembakau di Boyolali ini kisaran 3000 hektar,"tambahnya.
Sementara itu, ketua kelompok tani Dukuh Sepandan Lor, Desa Selo Wiyarto mengungkapkan, berapa hari ini pupuk menjadi permasalahan utama bagi petani. Sementara pupuk kemitraan NPK bagi petani masih mahal. Ia meminta subsidi pupuk dari pemerintah seharusnya tidak dicabut, karena hal itu menyangkut keterbatasan petani yang memiliki modal rendah ketika petani akan menanam tembakau.
"Kalau subsidi pupuk dicabut, akibatnya petani yang modalnya rendah ingin menanam tembakau harus mencari pinjaman. Dan pupuk ini sekarang menjadi permasalahan bagi petani. Kalau di Selo ini petani ada yang minjam ke tetangga dan sebagian ada yang minjam ke bank,"sebutnya.
Editor : Tata Rahmanta