get app
inews
Aa Read Next : Tahun 2024, Target Perolehan Sumbangan Bulan Dana PMI Boyolali Sebesar Rp 1,350 M

Subsidi Pupuk Dihapus Petani Tembakau di Boyolali Kalang Kabut

Rabu, 01 Mei 2024 | 20:06 WIB
header img
Ketua APTI Boyolali Teguh Sambodo saat menemui petani tembakau di Desa Sepandan Lor, Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (30/4/2024).Foto: Ist/

BOYOLALI, iNewsBoyolali.id –  Para petani tembakau di Kabupaten Boyolali terpaksa menggunakan pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal, hal tersebut dilakukan setelah pemerintah menghapus subsidi pupuk jenis SP-37 serta ZA, dengan begitu para petani tembakau harus segera mungkin melakukan koordinasi dengan dinas terkait.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Boyolali Teguh Sambodo disela acara silaturahmi antar petani tembakau di Desa Sepandan Lor, Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (30/4/2024) kemarin.

Teguh mengungkapkan para petani tembakau yang mampu membeli pupuk non subsidi ini sangat sedikit, dengan itu, para petani tembakau ini membutuhkan bantuan dari pemerintah melalui dana bagi hasil cukai hasil tembakau  (DBH CHT) tersebut.

"Sejak dihapusnya subsidi pupuk itu saat ini petani tembakau harus membeli pupuk non subsidi. Tapi sejak itu sangat sedikit sekali mereka menggunakan pupuk non subsidi itu. Namun, beberapa bulan yang lalu informasinya kelompok tani juga mendapat bantuan pupuk dan mesin pertanian," ungkapnya.

Ia menambahkan, di Boyolali ini ada sekitar 3000 hektar petani tembakau dari jumlah itu terdapat di kecamatan Selo, Cepogo, Tamansari, Gladaksari, Juwangi,Karanggede,Banyudono, Sawit serta kecamatan Ampel. Lanjut dia, selama dua tahun ini meski cukai mengalami peningkatan,namun hasil tembakau para petani juga ikut meningkat.

"Saya mendengar cukai naik,tapi dua tahun ini harga tembakau cukup baik artinya ada peningkatan hasilnya. Secara masif setahun ini teman teman petani ini mendapat keuntungan yang banyak. Kalau luasan petani tembakau di Boyolali ini kisaran 3000 hektar,"tambahnya.

Sementara itu, ketua kelompok tani Dukuh Sepandan Lor, Desa Selo Wiyarto mengungkapkan, berapa hari ini pupuk menjadi permasalahan utama bagi petani. Sementara pupuk kemitraan NPK bagi petani masih mahal. Ia meminta subsidi pupuk dari pemerintah seharusnya tidak dicabut, karena hal itu menyangkut keterbatasan petani yang memiliki modal rendah ketika petani akan menanam tembakau.

"Kalau subsidi pupuk dicabut, akibatnya petani yang modalnya rendah ingin menanam tembakau harus mencari pinjaman. Dan pupuk ini sekarang menjadi permasalahan bagi petani. Kalau di Selo ini petani ada yang minjam ke tetangga dan sebagian ada yang minjam ke bank,"sebutnya.

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut