6. Motif Batik Kawung
Dinding interior dilapisi motif batik Kawung, warisan khas Jawa Tengah. Motif ini melambangkan kesempurnaan, kemurnian, dan kesucian, serta mengandung makna pengendalian diri dari nafsu dan hasrat duniawi — menuju jiwa yang bersih dan tenang.
7. Dua Kubah dan Makna Keseimbangan
Musala ini memiliki dua kubah:
Dalam filosofi Jawa, angka “dwi” (dua) berarti keseimbangan. Masing-masing kubah terdiri dari 17 lapisan. Kubah pertama melambangkan 17 rakaat salat wajib harian. Kubah kedua melambangkan 17 rakaat salat rawatib, sebagai penyempurna ibadah harian.
8. Enam Plong Kabinet dan Rukun Iman
Terdapat enam ruang (plong) pada kabinet bagian dalam yang melambangkan Rukun Iman, menegaskan pentingnya pondasi keyakinan dalam kehidupan beragama.
9. Tujuh Kolom dan Tujuh Fase Kehidupan Manusia
Bangunan ini memiliki tujuh kolom utama, yang melambangkan tujuh masa kehidupan manusia, yaitu:
1. Radli — masa menyusui
2. Fathim — masa penyapihan
3. Shabiy — masa kanak-kanak
4. Ghulam — masa remaja
5. Syab — masa pemuda
6. Kahl — masa dewasa
7. Syaikh — masa tua
Filosofi ini mengingatkan bahwa setiap fase hidup memiliki nilai dan makna yang harus disyukuri.
10. Atap Rendah dan Andhap Asor
Atap bangunan dirancang rendah, sesuai falsafah Jawa andhap asor, yang berarti rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama manusia. Selain itu, bentuk atap ini juga berfungsi mengurangi tampias air hujan, menegaskan perpaduan antara fungsi dan filosofi.
Editor : Tata Rahmanta