Sementara itu, salah satu pelaku IAR alias Caplin saat dihadirkan dalam rilis mengakui bahwa ide meminta korban membacakan surat pernyataan dan permohonan maaf dari dirinya.
“hal itu sudah menjadi tradisi apabila ada yang mengaku-ngaku warga perguruan silat PSHT, namun ternyata bukan bagian dari perguruan silat tersebut harus membuat permohonan maaf.” Ungkap IAR.
Meski demikian ketika dimintai konfirmasi apakahan tradisi itu juga harus dilakukan dengan cara menganiaya secara bersama-sama,ia hanya menjawab tidak dengan menundukkan kepalanya.
Ia pun tidak bisa menjawab apa alasan ia bersama pelaku lainnya melakukan penganiayaan secara bersama-sama meski korban sudah membuat pernyataan tertulis dan meminta maaf secara terbuka. Ia hanya menyebut bahwa dirinya menyesal telah melakukan hal yang tidak manusiawi tersebut,
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait