GROBOGAN,INewsBoyolali.id-Korban pencabulan guru janda di Grobogan resmi melapor ke kantor Pelayanan Perempuan Dan Anak, Polres Grobogan, dengan didampingi keluarga, saksi dan lembaga perlindungan perempuan dan anak, Swatantra Grobogan. Dalam pemeriksaan ini, polisi memintai keterangan beberapa saksi. Sementara itu petugas pendamping dari lembaga pemberdayaan perempuan dan anak, swatantra berusaha menghindar saat dikonfirmasi wartawan dan langsung meninggalkan kantor PPA sebelum proses pemeriksaan selesai.
Pendamping YS, dari dinas pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan keluarga berencana, Swatantra, Grobogan, Jawa Tengah, terlihat terburu-buru keluar dari ruang pemeriksaan kantor pelayanan perempuan dan anak, PPA polres grobogan, jawa tengah. Ia berusaha menghindar dari media saat beberapa wartawan hendak memintai keterangan terkait hasil pendampingan dalam pemeriksaan korban YS. Tanpa memberikan keterangan, ia langsung kabur meninggalkan kantor PPA. Ia hanya mengarahkan wartawan untuk meminta keterangan ke polisi saja.
Pendamping korban dari Swatantra hanya mengatakan bahwa dirinya banyak kerjaan lain sehingga meninggalkan korban terlebih dahulu sebelum proses pemeriksaan selesai. Sempat beredar isu bahwa kejadian yang dialami YS adalah rekayasa. NG, kakek remaja tujuh belas tahun ini langsung membantah keras jika apa yang terjadi terhadap cucunya hanya hoax dan rekayasa. Terutama terkait YS yang dibawa pergi ST dan dikoskan di tempat yang tidak diketahui oleh keluarga. Sehingga kakek dan nenek remaja tersebut tidak bisa menghubungi melalui HP.
Menurut NG, cucunya di koskan oleh st selama lima bulan, pada pertengahan bulan April dua ribu dua puluh empat lalu, sehingga ia tidak bisa mengikuti ujian akhir secara nasional. Ia bisa mengikuti ujian akhir susulan beberapa minggu kemudian. Sejak kepulangan dari tempat kos pada bulan September dua ribu dua puluh empat lalu, YS harus menjalani terapi psikis di Pondok Pesantren Miftahul Qur'an, Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah, karena mengalami trauma.
“Cucu saya itu dibawa kabur ST di koskan disana jauh. Dan saya mau hubungi mau telepon saja tidak bisa. Dia dikoskan sampai lima bulan. Pulang dari sana kondisi cucu saya sudah kaya orang linglung, ditanay tidak menjawab. Kalau diajak ngomong Cuma diam saja tidak ada jawaban apa-apa,”ucap kakek YS.
YS yang didampingi neneknya menjalani pemeriksaan selama lebih dari tujuh jam. Sementara itu kakek YS bersama beberapa saksi masih menunggu di luar kantor PPA, untuk menunggu giliran diperiksa sebagai saksi. Kasat reskrim polres grobogan, jawa tengah, Ajun Komisaris Polisi Agung Joko Haryono, menjelaskan bahwa, proses pemeriksaan kali ini adalah untuk memintai keterangan korban dan beberapa saksi, terutama kakek dan nenek YS.
“Sementara kita terima laporan dari YS dan saat ini masih kita memeriksa beberapa saksi termasuk dari korban dan keluarganya. Kedepan kita akan koordinasi dengan beberapa instansi terkait psikologis anak itu. untuk ST akan kita jadwalkan untuk memanggil dan memeriksa ST,” kata AKP Agung Joko Haryono.
Rencananya, polisi juga akan memberikan surat panggilan dan memeriksa ST untuk melengkapi hasil laporan dari keluarga YS. YS adalah siswa SMP swasta di Grobogan yang menjadi korban pemaksaan untuk melakukan persetubuhan dengan seorang oknum guru agama wanita selama dua tahun. ST dan YS sempat digerebek sebanyak tiga kali oleh warga dan orang tua ST sendiri saat kepergok berduaan di dalam kamar tidur dan kamar mandi.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait