get app
inews
Aa Text
Read Next : Keluhan Petani Grobogan soal Pupuk Direspons Tegas, Menteri: Cabut Izin Distributor

Jelang Panen, Petani dan Perhutani KPH Gundih Gelar Tradisi Wiwitan di Grobogan

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:14 WIB
header img
Nguri-uri kebudayaan Jawa dan dukung ketahanan pangan lewat program penanaman tebu. Foto:iNews

GROBOGAN,iNewsBoyolali.id – Puluhan petani tebu bersama Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih menggelar tradisi wiwitan atau bancakan sebagai ungkapan rasa syukur menjelang masa panen. Tradisi ini berlangsung di lahan hutan Petak 71C, RPH Pondok, BKPH Panunggalan, Desa Randurejo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Wiwitan dilaksanakan secara sederhana dengan menyajikan nasi tumpeng, sayur-mayur, kuluban, serta jajanan pasar yang dimakan bersama di atas alas daun jati. Sebelum makanan disantap, doa bersama dipimpin oleh Suparjo, salah satu sesepuh desa, sebagai bentuk permohonan keselamatan dan keberkahan hasil panen.

“Tradisi wiwitan ini sudah lama tidak dilakukan. Kami menghidupkannya kembali agar hasil panen melimpah dan para petani selalu diberi keselamatan,” ujar Suparjo usai memimpin doa.

Usai berdoa, prosesi dilanjutkan dengan pemotongan beberapa batang tebu sebagai simbol dimulainya panen. Tradisi ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kearifan lokal dan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.

Wakil Administrator Perhutani KPH Gundih, Dwi Anggoro, menyambut baik pelaksanaan tradisi tersebut. Ia mengaku bersyukur karena hasil panen tebu tahun ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Panen kali ini mengalami peningkatan. Tradisi seperti ini penting untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Kami ingin para petani sejahtera, dan alam tetap lestari,” jelas Anggoro.

Anggoro menambahkan bahwa Perhutani terus bersinergi dengan masyarakat desa sekitar hutan dalam pengelolaan tanaman tebu. Program ini juga merupakan bagian dari dukungan terhadap ketahanan pangan, khususnya produksi gula nasional.

“Penanaman tebu ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga mendukung ketahanan pangan nasional,” tambahnya.

Tradisi wiwitan diyakini menjadi bentuk harmonisasi antara manusia dengan sesama, lingkungan, dan Tuhan. Melalui pelestarian tradisi ini, diharapkan panen berjalan lancar dan kesejahteraan petani semakin meningkat.

 

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut