Setiap konten dirancang untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya, sejarah, serta kearifan lokal yang menjadi identitas kawasan otorita Borobudur dan sekitarnya. Tujuannya, agar wisatawan tidak hanya datang untuk berlibur, tetapi juga memperoleh pengalaman yang bermakna dan memahami filosofi di balik setiap destinasi.
“Semoga kolaborasi ini bisa menginspirasi pelaku pariwisata lainnya untuk berinovasi dalam publikasi berbasis konten,” katanya.
Yusuf mengatakan, kekuatan media sosial, kreativitas digital, dan semangat kolaborasi lintas sektor akan mampu memperkuat posisi Borobudur dan wilayah koordinatif BPOB sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan yang unggul dan berkarakter.
Sinergitas ini sudah diwujudkan dalam pembuatan konten bertema “Malioboro: Filosofi di Balik Jalan Legendaris”. Para influencer mengedukasi audiens tentang makna filosofis pohon-pohon yang tumbuh di sepanjang Malioboro. Seperti Gayam, Asem, dan Sawo Kecik yang masing-masing melambangkan kesejukan hati, keteduhan, dan kebijaksanaan. Melalui narasi visual dan storytelling yang menarik, konten ini tidak hanya mempercantik tampilan media sosial, tetapi juga memberikan wawasan budaya kepada publik.
Konten seperti ini akan mampu meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya Indonesia. Wisatawan diajak untuk melihat Malioboro bukan hanya sebagai pusat wisata belanja, tetapi juga sebagai ruang publik yang sarat nilai sejarah dan filosofi.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait
