Jefri memastikan cidera pada bahu tidak harus diikuti dengan operasi. Hal ini tergantung dari diagnosa sakit yang ada. Sakit pada bahu harus didiagnosa menggunakan rontgen atau MRI. Kerap robekan bahu tidak tampak dengan rontgen dan harus dengan MRI.
“Banyak kasus yang bisa dengan metode konservatif seperti fisioterapi. Kami tidak langsung merekomendaskan untuk opeasi,” katanya.
Operasi menjadi opsi terakhir tergantung kondisi pasien. Operasi akan ditempuh jika terapi non-bedah seperti fisioterapi tidak memberikan hasil maksimal.
Pasien tidak perlu takut untuk operasi, karena teknologi kedokteran kini semakin maju. Rumah Sakit Premier Bintar menawarkan solusi artroskopi, yaitu operasi minimal invasif dengan sayatan kecil yang memungkinkan proses pemulihan lebih cepat. Bahkan kasus penggantian sendi bisa dilakukan.
“Tujuan utama bukan hanya menyembuhkan, tetapi mengembalikan kualitas hidup mereka agar bisa kembali beraktivitas tanpa rasa sakit dan dengan fungsi gerak yang optimal,” ujarnya.
Jefri yang memimpin Divisi Shoulder and Elbow di Orthosports and Wellness Center RS Premier Bintaro mengaku sudah banyak menangani kasus sendi bahu dan tangan. Pasien berasal dari berbagai kalangan, dari lansia, atlet kasus kecelakaan lain.
Perwakilan manajemen RS Premier Bintaro-Katerine, mengatakan, managemen terus mengembangkan inovasi di berbagai bidang seperti ortopedi, kardiologi, neurologi dan berbagai program lain. Rumah sakit ini, mulai dikenal sebagai salah satu pusat layanan medis terdepan di Indonesia dengan akreditasi Joint Commission International (JCI), ISO, dan KARS Paripurna.
“Fasilitas kami sangat modern yang mengutamakan layanan kesehatan profesional, lengkap, dan nyaman,” katanya.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait
