BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Gelar Karya Siswa dilakukan sejumlah sekolah penggerak yang berada di lereng Gunung Merapi, hal ini dilakukan untuk mengetahui bakat serta kemampuan para siswa dalam program Kurikulum Merdeka yang dicanangkan pemerintah.
Pengawas Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kecamatan Gladaksari, Boyolali Sudarwati mengatakan bahwa, sampai saat ini sudah ada dua sekolahan yang masuk dalam sekolah penggerak yakni SDN 1 Ngagrong dan SDN 2 Kembang Gladaksari.
“Semoga kedua sekolah penggerak ini bisa menjadi percontohan SD yang lainnya. Ya, di kecamatan Gladaksari ini baru ada dua sekolah penggerak dari jumlah 19 SD yang ada di kecamatan,” kata Sudarwati, Kamis(12/1/2022).
Ia mengatakan, masing masing sekolah harus bersinergi dan mau membawa perubahan ke depan dalam bidang pendidikan di Gladaksari.
“SD di kecamatan ini harus mau bersinergi serta mau membawa perubahan kedepan,”ujar Sudarwati.
Kepala SDN 2 Kembang Mulyadi mengatakan, kegiatan sekolah penggerak ini berkolaborasi dengan komite sekolah, paguyuban sekolah, karangtaruna, masyarakat dan tokoh masyarakat sekitar. Sementara dalam kegiatan ini menampilkan karya anak anak, seperti halnya seni tari.
“Seni karya yang dihasilkan dari para siswa ini cukup banyak dan menarik semua. Ada topeng ireng, tari nusantara, rebana dan masih banyak lagi yang lainnya,”kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar Disdikbud Boyolali Setyawan mengatakan, sampai saat sekolah penggerak di Boyolali ada 29 sekolah. Pihaknya menggapresiasi terhadap para kepala sekolah yang sudah masuk pada sekolah penggerak.
“Kami sangat menggapresiasi terhadap para kepala sekolah, meski sekolah ini berada di lereng gunung, tapi mereka mau menerima perubahan kedepan,”jelas dia.
Setyawan menjelaskan, kurikulum merdeka tersebut ada kemerdekaan sendiri bagi para pendidik serta ada kemerdekaan bagi para siswa serta ada kemerdekaan kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan.
“Artinya esensi sekolah ini mengembangkan bakat dan minat anak. Jadi guru harus memahami apa minat anak, guru tidak boleh memaksakan keinginan anak,”jelas dia.
Mujianto Paulus selaku fasilitator sekolah penggerak dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah mengatakan, kurikulum merdeka tersebut ada dua jalur, pertama sekolah penggerak, kedua bukan lewat sekolah penggerak atau jalur mandiri.
“Jalur sekolah penggerak dipilih berdasarkan kopetensi kepala sekolahnya dan mereka akan mendapat pendampingan selama 3 tahun dari pemerintah,”katanya.
Ia menambahakan, kegaiatan ini sangat efektif dalam rangka sekolah ini mampu melayani kebutuhan siswa, dan kegiatan ini masuk pada project penguatan propil pelajar pancasila (P5).
“Jadi anak betul betul dibimbing dan dilatih untuk menerapkan kegiatan yang dapat meningkatkan karakter anak,”pungkasnya.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait