Menurutnya, GSM ini terbentuk dari komunitas bawah atau akar rumput yang tidak bisa menunggu pemerintah pusat untuk melakukan perubahan, namun, sekolah pinggiran ini agar menjadi sekolah yang berkualitas.
“Meskipun sekolah ini berada di wilayah pinggiran, namun keinginan komunitas ini, sekolah yang tidak kalah dengan sekolah tingkat internasional. Kalau sekolah negeri dipinggiran itu rumornya seperti kurang maju dan kurang memenuhi harapan masyarakat,”ujar Danang.
Ia mengatakan, pola sekolah GSM merupakan, sistem pembelajaran para siswa yang memiliki karya, dan karya tersebut menjadikan solusi bagi mereka. Sehingga dalam pembelajaran siswa tidak harus dapat mengerjakan LKS, menjawab soal ujian, namun mereka harus benar benar punya penalaran dan pengalaman. Harapanya sekolah mampu memberikan bakat,passion, penalaran dan talenta terbaik bagi siswa.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait