get app
inews
Aa Text
Read Next : Jalan Sunan Kudus Amblas, Warga Lapor PUPR: Masih Dalam Masa Pemeliharaan

Warga Karangrayung Patungan dan Wakafkan Tanah Demi Pembangunan Jalan Desa yang Terabaikan 12 Tahun

Selasa, 12 Agustus 2025 | 11:47 WIB
header img
Warga Kampung gilingan, Desa Sumberjosari, Karangrayung, Grobogan, Wakafkan Tanah dan Patungan selama 12 tahun Untuk Bangun Jalan. Warga sewa Alat Berat Untuk Membuka Jalur Ladang Menjadi Jalan Umum. Foto; iNews

GROBOGAN, iNewsBoyolali.id – Warga Kampung Gilingan, Desa Sumberjosari, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, patut diacungi jempol atas kegigihan dan rasa gotong royong mereka. Selama 12 tahun, warga setempat rela patungan dan bahkan mewakafkan sebagian tanah miliknya demi membuka dan memperbaiki jalan desa yang sebelumnya terabaikan tanpa bantuan dari pemerintah desa.

Jalan sepanjang 400 meter di Kampung Gilingan kini sudah bisa dilewati kendaraan, termasuk roda empat, sehingga mempermudah akses warga untuk beraktivitas. Padahal sebelumnya, jalur tersebut hanyalah tanah tegalan selebar 1,5 meter yang becek saat musim hujan, berlumpur, dan sulit dilalui.

Ketua RT Kampung Gilingan, Parnyo, menceritakan bahwa inisiatif pembangunan ini dimulai sejak tahun 2013. Saat itu, ia sudah beberapa kali mengajukan proposal bantuan dana ke pemerintah desa untuk membangun jalan, namun tidak pernah mendapat respons.

“Saya sudah mengusulkan pencairan dana desa untuk perbaikan jalan yang kondisinya sangat memprihatinkan, tapi tidak pernah direspons. Akhirnya kami sepakat patungan bersama warga,” keluh Parnyo.

Karena tidak ada dukungan dari pemerintah desa, warga akhirnya menarik iuran secara swadaya. Bagi warga yang tinggal di kampung, iuran awal ditetapkan sebesar Rp250.000 per tahun, sedangkan bagi warga yang mewakafkan tanah dikenakan Rp150.000 per tahun. Pada 2018, besaran iuran dinaikkan menjadi Rp500.000 untuk warga yang menempati rumah dan Rp250.000 untuk pemilik tanah.

Tidak hanya patungan uang, sejumlah warga yang tinggal di pinggir jalan rela melepaskan sebagian lahannya, masing-masing sekitar setengah hingga satu meter, untuk pelebaran jalan.

“Ladang yang kena jalur jalan diikhlaskan warga untuk diambil satu meter kanan-kiri. Itu bentuk gotong royong supaya jalan ini bisa dilebarkan dan dilalui kendaraan,” ujar Parnyo.

Dari hasil iuran warga, terkumpul dana sekitar Rp100 juta. Uang tersebut digunakan untuk menyewa alat berat guna mengeruk dan meratakan tanah, lalu melakukan pengerasan jalan. Meski dana belum mencukupi untuk perbaikan permanen, warga tetap melanjutkan pembangunan secara bertahap.

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut