get app
inews
Aa Text
Read Next : Tradisi Kirab Gunungan di Desa Saban: Warga Berebut Hasil Bumi Sebagai Ungkapan Syukur

Ratusan Warga Berebut Gunungan dan Padati Sendang Coyo Tengah Malam, Ikuti Prosesi Grebeg Suro

Jum'at, 18 Juli 2025 | 08:51 WIB
header img
Ratusan Warga Berebut Gunungan Dan Memadati Kawasan Sendang Coyo, Desa Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Mengikuti Prosesi Tahunan Grebeg Suro. Foto iNews

GROBOGAN,iNewsBoyolali.id- Ratusan warga memadati kawasan Sendang Coyo, Desa Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, pada Kamis (17/7) malam. Mereka antusias mengikuti prosesi tahunan Grebeg Suro, yang diawali dengan kirab gunungan hasil bumi dari rumah kepala desa menuju sendang yang terletak di kawasan hutan lindung KPH Gundih.

Setelah pembacaan doa oleh sesepuh desa, warga langsung menyerbu gunungan yang diletakkan di depan makam seorang wali di kawasan sendang. Suasana pun memanas ketika warga saling dorong untuk berebut hasil bumi dari gunungan tersebut. Tak sedikit lansia dan perempuan yang terjatuh hingga terjepit di tengah kerumunan. Meski demikian, warga tetap semangat dan meyakini bahwa hasil rebutan tersebut membawa berkah dan keberuntungan.

Salah satu pengunjung, Mbah Sulipah, warga asal Demak, mengaku sudah datang sejak siang hari agar bisa ikut ngalap berkah dari Sendang Coyo yang dipercaya merupakan peninggalan Sunan Kalijaga.

“Saya sampai tiga kali jatuh, tapi tetap ikut rebutan. Ini demi berkah panen dan rezeki dari Tuhan,” ujarnya sambil menunjukkan sisa hasil panen yang ia kumpulkan.


Kades Sebar beras Kuning dan Warga Berebut beras Kuning di Pinggir Sendang

Prosesi berlanjut dengan penyebaran beras kuning oleh kepala desa dan perangkatnya. Mereka mengelilingi sendang sambil menebarkan beras ke dalam air dan sebagian lagi diberikan kepada warga yang sudah menunggu di sekeliling sendang. Warga tampak antusias menengadahkan tangan untuk mendapatkan beras kuning yang dipercaya bisa mendatangkan rezeki berlimpah.

Rusmini, salah satu warga yang turut serta dalam prosesi, mengatakan bahwa ia akan menyimpan beras kuning yang diperolehnya di rumah.

 “Saya percaya ini membawa keberuntungan. Semoga jualan saya makin laris dan badan saya sehat setelah mandi di sendang ini,” ungkapnya.

Sebagai penutup prosesi, warga kemudian menjalani ritual kungkum atau mandi di dalam sendang hingga larut malam. Ritual ini menjadi penutup spiritual dalam Grebeg Suro dan dipercaya dapat membersihkan diri lahir batin.


Ratusan Warga Kungkum atau Mandi di Sendang Coyo yang Diprcaya Bisa Membuat Tubuh Menjadi Sehat.

Wakil Administrator KPH Gundih, Dwi Anggoro, yang juga bertindak sebagai penanggung jawab lokasi, menjelaskan bahwa Grebeg Suro memiliki makna pelestarian budaya dan lingkungan.

“Kegiatan ini tidak hanya memperkuat nilai-nilai tradisi, tetapi juga menjadi pengingat untuk menjaga kelestarian sumber mata air dan kawasan hutan lindung yang menjadi sumber resapan air penting bagi wilayah kami,” jelasnya.

Grebeg Suro di Sendang Coyo rutin digelar setiap tahun pada malam Jumat Legi di bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Selain prosesi adat, acara juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan kesenian budaya lokal.

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut