Warga Lereng Merapi Boyolali Gelar Tradisi Kirab Kepala Kerbau Sambut Tahun Baru Islam

BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, warga lereng Gunung Merapi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menggelar tradisi Sedekah Gunung Merapi atau kirab kepala kerbau dan 1.447 tumpeng. Kegiatan ini menjadi bagian dari ungkapan syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa serta wujud doa keselamatan bagi seluruh masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana tersebut.
Kirab dimulai dari rumah warga menuju Joglo Mandala dengan jarak sekitar 750 meter. Barisan kirab diawali oleh ibu-ibu pembawa bunga, dilanjutkan dengan pembawa kepala kerbau, dan disusul barisan warga yang memikul 1.447 tumpeng secara bergantian.
Menariknya, kirab dibagi menjadi dua arah—dari sisi utara lereng Gunung Merbabu dan sisi selatan lereng Gunung Merapi. Kedua rombongan kemudian bertemu di titik temu, yakni pintu masuk Joglo Mandala, yang menjadi pusat upacara ritual.
Tradisi yang dikenal dengan Malam 1 Suro ini rutin digelar setiap tahun dan selalu menyedot perhatian warga, bahkan wisatawan. Ribuan orang sudah memadati jalur kirab sejak sore hari untuk menyaksikan prosesi budaya ini secara langsung.
Setibanya di Joglo Mandala, kepala kerbau dan seluruh tumpeng diletakkan di altar utama yang telah disiapkan panitia. Upacara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa bersama dan penyerahan simbolis kepala kerbau dari Bupati Boyolali, Agus Irawan, kepada Ketua Adat, Paiman Hadimartono.
Usai prosesi seremonial, kepala kerbau kembali dikirab menuju puncak Gunung Merapi untuk dilarung, sebagai simbol persembahan kepada alam semesta. Sementara itu, ribuan tumpeng yang telah dikirab kemudian dibagikan kepada seluruh warga yang hadir untuk disantap bersama.
Ketua Adat, Paiman Hadimartono, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya tradisi tahunan, tetapi juga sarana mempererat kebersamaan serta menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
“Ini adalah bentuk syukur kami dan permohonan agar masyarakat di lereng Merapi selalu diberikan keselamatan dan kesejahteraan,” ujarnya.
Tradisi unik ini menjadi salah satu daya tarik budaya lokal yang terus dilestarikan oleh masyarakat lereng Merapi di tengah arus modernisasi dan perubahan zaman.
Editor : Tata Rahmanta