get app
inews
Aa Read Next : Buka Festival Antikorupsi 2024, Bupati : Ayo Bergerak Bersama Cegah Korupsi

Mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 Desa Cokro Berikan Pelatihan Membuat Makanan Khas

Selasa, 30 Juli 2024 | 17:51 WIB
header img
Pelatihan membuat makanan khas Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.Foto: Ist/

KLATEN, iNewsBoyolali.id – Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam GIAT 9 memberikan pelatihan membuat makanan khas di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pelatihan yang diikuti ibu-ibu PKK tersebut untuk mendukung Desa Cokro sebagai desa wisata.

Salah satu mahasiswa KKN UNNES GIAT 9, Mia Rahmawati, dalam keterangannya, Senin (29/07/2024), menyampaikan, pelatihan membuat makanan khas dilaksanakan pada Minggu (14/07/2024) di Ruang Pertemuan Kantor Kepala Desa Cokro. Kegiatan dihadiri kepala desa, Ketua PKK, perwakilan tim GIAT 9 UNNES, dan perwakilan PKK sekitar 17 orang.

Pelatihan mengolah makanan khas merupakan kerjasama antara mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 dengan Pemerintah Desa Cokro dan warga untuk membangun Desa Wisata.

"Kerjasama ini dilaksanakan karena adanya persamaan visi dan misi dari GIAT 9 dan Desa Cokro yaitu membangun Indonesia dari desa, yang mana salah satunya adalah menciptakan Desa Wisata," ujarnya.

Dijelaskan, pengembangan Desa Wisata dilakukan dengan membuat makanan khas yang akan dijadikan sebagai buah tangan untuk pengunjung. Membuat makanan khas tersebut merupakan salah satu program kerja dari mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 di Desa Cokro.

"Selain membuat resep, juga dilaksanakan demonstrasi pembuatannya. Resep yang dibuat ada tiga, yaitu kue sus isi krim jasuke, susu beras, dan dimsum tahu. Ketiga menu tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan lama penyimpanan dan komoditi utama di Desa Cokro, yaitu jagung, beras, dan tahu," ujarnya.

Pembuatan makanan khas Desa Cokro didemonstrasikan oleh 2 mahasiswa dari prodi pendidikan tata boga yaitu Kayla Wulansari Wijaya dan Rhivo Essay Rama Yuherman. Pelaksanaan dimulai dengan penjelasan resep, demonstrasi, dan sesi tanya jawab. Sebelum demonstrasi dimulai, setiap peserta demo dibagikan 1 resep yang berisi 3 macam makanan.

"Setelah demonstrasi selesai, peserta dibagikan tester setiap makanan yang telah didemonstrasikan dan dipersilahkan untuk memberikan kritik dan sarannya. Tujuan diadakannya demonstrasi masak adalah untuk membekali dan menyiapkan warga desa agar dapat membuat makanan khas sehingga akan ada keberlanjutan untuk kedepannya," jelasnya.

Dalam demonstrasi masak tersebut, Kayla dan Rhivo juga menjelaskan terkait pengemasan dan penyimpanan dari masing-masing produk makanan yang telah didemonstrasikan agar lebih menarik dan tahan lama.

Melalui pelatihan makanan khas tersebut diharapkan peserta dapat membuat dan memproduksinya dalam skala yang besar untuk kemudian diperkenalkan dan diperjual belikan kepada pengunjung di Desa Wisata Cokro.

Pentingnya identitas dari suatu produk maka juga perlu adanya logo yang memuat informasi tersirat dari produk tersebut. Logo makanan khas Cokro terdiri atas beberapa icon dari Desa Cokro, yaitu padi, jagung, joglo, dan roda.

Selain itu juga tertera tulisan Khas Tjokro, yang mana kata Tjokro adalah ejaan lama dari kata Cokro. Pemilihan kata tersebut didasarkan dari saran Kepala Desa Cokro, Heru Budi Santoso.

Sementara itu, Ketua PKK Desa Cokro, Atika Sari memberikan saran dan masukan mengenai perlunya tambahan jahe untuk minuman susu beras. Perwakilan PKK lainnya juga memberikan masukan untuk mengurangi rasa asam pada saus dimsum tahu.

Selanjutnya, saran dan masukan tersebut nantinya akan dijadikan sebagai bahan evaluasi dari resep yang telah dibuat.

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut