“Universitas yang besar lahir dari ekosistem yang sehat dari individu yang tumbuh dengan integritas dan dibina melalui proses yang matang dan sungguh-sungguh. Inilah semangat UMS dalam mendampingi para calon guru besar,” tandasnya.
Kepala BPSDM UMS, Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom., menyampaikan bahwa program dirancang untuk memberikan peta jalan yang jelas kepada para dosen. Pendampingan mencakup aspek administratif, pemenuhan substansi akademik, hingga pemahaman terhadap regulasi terbaru.
“Kami ingin para dosen mempersiapkan diri secara utuh, tidak hanya karena tuntutan karier, tetapi karena kesadaran untuk berkontribusi bagi kemajuan universitas,” jelasnya.
Para peserta juga mendapatkan materi dan arahan langsung dari empat narasumber ahli, yakni Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum, Prof. Dr. dr. Em Sutrisna, M.Kes, Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom, dan Prof. Agus Dwi Anggono, S.T., M.Eng., Ph.D. Kehadiran para narasumber memperkuat kualitas pembinaan, sekaligus membuka ruang dialog yang membangun antara peserta dan mentor.
Dari hasil evaluasi internal, sebagian peserta dinilai siap mengajukan jabatan guru besar pada Oktober 2025, sementara lainnya tengah melengkapi syarat untuk proses pengajuan tahun 2026 dan 2027. Pendekatan ini sejalan dengan target jangka panjang UMS untuk melahirkan 100 guru besar pada tahun 2029.
UMS memastikan seluruh proses berjalan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan mutu akademik.
“Kami selalu mengingatkan untuk menghindari jurnal predator, praktik plagiat, dan segala bentuk pelanggaran etika ilmiah. Mutu tetap yang utama,” tegasnya.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait