Sebanyak lebih dari 70 kader kesehatan hadir dalam penyuluhan ini. Antusiasme terlihat sejak awal sesi berlangsung. Banyak kader mengaku baru pertama kali mendapatkan pengetahuan mendalam tentang aspek psikologis dalam mendampingi lansia.
“Saya baru sadar bahwa kondisi perasaan juga penting bagi lansia, bukan hanya tekanan darah atau kadar gula,” kata salah satu kader setelah sesi selesai.
Kader lain juga mengungkapkan keinginannya untuk memulai kegiatan kelompok curhat atau ngobrol santai untuk para lansia sebagai bentuk tindak lanjut dari penyuluhan tersebut. Respons positif ini menunjukkan bahwa isu kesehatan mental pada lansia sangat relevan di tengah masyarakat yang sedang mengalami transisi demografis.
Dengan penguatan kapasitas kader kesehatan, diharapkan akan lahir pendekatan yang lebih holistik dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Kegiatan penyuluhan ini merupakan bagian dari komitmen UMS dalam memperkuat kerja sama internasional dan menumbuhkan sensitivitas global dalam pendidikan kesehatan masyarakat.
Yeni Indriyani, bersama dosen lainnya, yaitu Sheena Rahmadia A.D., S.KM., M.K.K., mendampingi mahasiswa selama kegiatan student exchange yang berlangsung selama beberapa hari di Khon Kaen.
Melalui kegiatan seperti ini, dosen dan mahasiswa UMS tidak hanya belajar dari sistem kesehatan negara lain, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dengan membagikan pengetahuan dan praktik kesehatan berbasis komunitas yang adaptif dan relevan.
Kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Yeni Indriyani menjadi contoh nyata kontribusi akademisi Indonesia dalam menjawab tantangan global di bidang kesehatan masyarakat, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan lansia.
Dengan semakin meningkatnya populasi lansia, perhatian terhadap kesehatan mental menjadi prioritas yang tidak dapat diabaikan. Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu munculnya inisiatif serupa di berbagai wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait