Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Lasno.
“Kami menemukan dua SD yang pendaftarnya nol, yakni SD Tawengan dan SD Sujen di Kecamatan Simo. Diduga karena lulusan TK di sekitar lokasi memang sangat sedikit dan banyak orang tua memilih sekolah lain yang dianggap lebih baik,” terang Lasno.
Lasno juga mengungkapkan bahwa dari total 543 SD yang ada di Boyolali, sekitar 50 persen di antaranya tidak memenuhi daya tampung ideal, yaitu kurang dari 28 siswa per kelas.
Meski demikian, Disdikbud Boyolali menyatakan tidak akan melakukan regrouping sekolah dalam waktu dekat, demi mencegah terjadinya bangunan sekolah terbengkalai yang rawan disalahgunakan.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait