“Disini sebagai pengganti pematik kita gunakan daun atau kertas dan juga memakai blower kecil dengan arus listrik atau powerbank dan setelah api menjadi biru siap kita gunakan,” ucapnya.
Ia mengatakan, bahwa hasil karya sudah sering digunakan untuk memasak.
“Kalau masak mie instan kita butuh waktu 7 hingga 10 menit itu sudah matang,” katanya.
Lebih lanjut Nurul menyatakan, pemanfaatan limbah oli dan minyak goreng sebagai bahan bakar kompor lebih baik daripada membuangnya yang dapat merusak unsur hara tanah. Pasalnya, limbah oli dan minyak goren termasuk limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
“Daripada dibuang dan bisa merusak tanah, limbah oli dan minyak goreng dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis,” tandasnya.
Sementara itu, Darti seorang warga menyambut baik dengan produk kompor lipat yang menggunakan bahan bakar limbah.
“kaalu menurut saya ini sangat membantu warga, disaat gas sulit dicari, kompor ini sangat praktis dan saya harapakan segera dipasarkan,” ucapnya.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait