Oknum Guru di Grobogan Cabuli Siswi Kelas 1 SD di Kamar Mandi, Korban Trauma Berat

Tim iNews.id
Kepala Desa Pandanharum menunjukkan kamar mandi, lokasi korban mengalami pencabulan

GROBOGAN-Seorang bocah kelas satu sekolah dasar di Grobogan, mengalami trauma berat pasca mengalami kasus pencabulan yang dilakukan oleh salah satu oknum guru yang mengajar di sekolah. Orang tua korban tidak terima dan melaporkan kasus ini ke polisi. Sementara pelaku telah diamankan di mapolres grobogan.

NB, bocah berusia tujuh tahun asal Gabus, Grobogan, Jawa Tengah, sudah tidak mau masuk sekolah sejak seminggu lalu, dan ia lebih sering mengurung diri di rumah. Sementara itu kedua orang tua nb juga memilih meninggalkan pekerjaan sebagai buruh bangunan untuk bisa menamani dan menenangkan anak pertamanya selama dua puluh empat jam. Siswi kelas satu sekolah dasar negeri dua Pandanharum, Gabus, Grobogan, Jawa Tengah,  ini merasakan ketakutan berat setelah mengalami kasus pencabulan yang dilakukan oleh oknum guru sekolah.

Yesi, ibu korban, mengaku sempat curiga ketika melihat kondisi fisik anaknya yang terlihat pucat dan sering mengeluh kesakitan dibagian kemaluan setelah buang air kecil. Awalnya korban selalu menutup-nutupi peristiwa yang menimpanya karena takut pada pelaku. Namun setelah didesak dan dipaksa oleh ibunya, korban akhirnya mengaku jika ia telah dicabuli oleh gurunya di kamar mandi sekolah. Berdasarkan hasil visum tim medis, korban mengalami pelecehan seksual dimana alat vitalnya mengalami memar dan luka. Selain itu, di celana dalam korban juga ditemukan bercak darah.

“ Awalnya saya tidak merasa curiga apa-apa melihat anak saya bolak balik ke kamar mandi. Tapi dua atau tiga hari kemudian baru terlihat kejanggalan karena ia selalu mengeluh sakit di kemaluan setelah pipis. Saya tanya tidak mengaku dan terpaksa saya paksa dan akhirnya ngaku kalau dicabuli gurunya di kamar mandi sekolah,” ungkap Yesi.

Awalnya ibu korban tidak merasa curiga ketika ia mencuci celana dalam anaknya yang terkena darah, dan ia mengira bahwa darah tersebut adalah darah haid. Namun ia rasa ragu kembali muncul dengan kejadian yang menimpa anaknya, hingga nekat melakukan membawa anaknya ke puskesmas gabus, untuk visum. Dan hingga akhirnya kasus pencabulan ini bisa terungkap. Menurut cerita korban kepada ibunya, saat itu ia sedang pergi ke kamar mandi sekolah untuk buang air kecil.

Setelah selesai korban kemudian keluar dan melihat oknum guru berjalan menuju kamar mandi. Saat hendak masuk kamar mandi, pelaku langsung menarik pakaian korban untuk masuk kembali ke kamar mandi. Pelaku kemudian mencabuli korban sambil membekap mulutnya. Kejadian pencabulan terluang hingga dua kali di dalam kamar mandi pada saat itu juga. Pasca kejadian, korban selalu merintih kesakitan dan selalu bolak-balik ke kamar mandi untuk pipis.

“Waktu nyuci celana dalam anak saya itu ada bercak darah dan saya tidak ada rasa curiga. Darah yang nempel saya cuci begitu saja karen saya pikir itu darah haid. Setelah saya pikir kok aneh dan janggal mosok anak kecil usia tujuh tahun sudah menstruasi. Setelah saya paksa itu baru terungkap kalau anak saya mengalami kasus pencabulan oleh gurunya. Teganya lagi, waktu dicabuli anakn saya dibekap mulutnya dengan tangan dan pintu kamar mandi dikunci,” cerita ibu korban.

NB kini tidak berani lagi pergi ke sekolah karena takut kepada gurunya. Sementara itu, selama di rumah, kedua orang tua korban terus mendampingi dan  berusaha memberikan motivasi kejiwaan kepada sang anak. Rasa ketakutan korban akan muncul ketika ia diajak keluar rumah dan pergi ke sekolah. Ibu korban mengaku sempat didatangi keluarga pelaku untuk mencabut berkas laporan dan akan ditawari uang sesuai permintaan, namun orang tua korban menolak dan tetap melanjutkan proses hukum.

Dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam, pelaku berhasil dibekuk di rumahnya. Kanit perlindungan perempuan dan anak [PPA] Polres Grobogan, IPDA Yusuf Al Hakim, mengaku telah menerima laporan dari orang tua korban. Sementara pelaku kini telah diamankan di Mapolres Grobogan, Jawa Tengah, untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“pelaku telah kita amankan dan kini masih dilakukan pemeriksaan dan melengkapi berkas, jika sudah lengkap kita serahkan ke Kejaksaan. Untuk korban kita akan dampingi bersama dinas sosial, pendamping anak dan pihak Rumah Sakit Umum daerah Dokter Soedjati Purwodadi untuk melaksanakan terapi trauma healing. Kita ajak anak bermain untuk melupakan kejadian yang menimpanya. Dan kini kejiwaan anak sudah mulai membaik,” jelas IPDA Yusuf Al Hakim.

Polres Grobogan, bersama tim perlindungan anak dari Pemerintah Daerah akan terus melakukan pendampingan dan memberikan terapi kejiwaan dengan trauma healing di Rumah Sakit Umum Daerah Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, hingga pulih seperti sedia kala dan sang anak bisa kembali sekolah dengan perasaan kembali ceria.

Editor : Tata Rahmanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network