Cerita berlanjut, sambil menunggu anak dan istri, Ki Ageng Beristirahat di sebuah batu besar yang berada di tengah sungai. Dalam istirahatnya, Ki Ageng berucap “ baya wis lali wong iki” yang dalam bahasa Indonesia berarti “sudah lupakah orang ini”. Dari kata Baya Wis Lali tersebut maka jadilah nama Boyolali.
Hal tersebut turut dibenarkan oleh Bupati Boyolali, M. Said Hidayat. Melalui kegiatan Niti Tilas Hari Jadi Ke-177 Kabupaten Boyolali, Bupati Said berpesan agar generasi penerus dapat memahami dan menghormati sejarah terbentuknya Kabupaten Boyolali.
“Kita hadirkan (Niti Tilas), agar generasi generasi ke depan terus mampu menjaga dan nguri uri budaya kita. Artinya menjaga sejarah keberadaaan Kabupaten Boyolali. Ini sejarah, ada perjalanan, ada laku yang harus kita ingat. Karena ini merupakan sejarah yang membanggakan bagi kita,” ungkap orang nomor satu di Kota Susu ini.
Agenda Hari Jadi Ke-177 Kabupaten Boyolali yang mengambil tema “Melangkah Bersama Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat ini akan tiba pada puncaknya pada Rabu (05/06/2024) dengan digelar upacara yang dipusatkan di Alun Alun Kidul Kabupaten Boyolali yang dilanjutkan dengan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Ratna Negara Kabupaten Boyolali.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait