Ia berharap acara seperti ini sering diadakan, sehingga kita mengenal permainan tempo dulu yang tidak kalah seru dengan permainan jaman sekarang.
“Untuk persiapan waktunya seminggu dan dilatih oleh pak guru pertama yang tidak bisa lama lama bisa,” ucapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Supana mengatakan, dolanan anak ini hampir punah, dengan begitu perlu dilestarikan. Kemudian, peserta lomba ini diikuti lebih dari 300 peserta dari tingkat sekolah dasar.
“Lomba tradisi asli Boyolali ini, ada egrang,dakon dan lompat tali dengan karet. Kalau peserta ada 300 lebih, dari siswa SD di Boyolali,”katanya.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait