SOLO, iNewsBoyolali.id – Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta mengajak Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Markas Cabang Surakarta naik Kereta Uap Jaladara atau Sepur Kluthuk Jaladara. Para veteran mengenang masa perjuangan sambil menikmati perjalanan kereta.
Kegiatan dikemas dengan tema Memorable Trip Kereta Uap Jaladara dan diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November.
“Kami berupaya memberikan perjalanan yang berkesan bagi beliau-beliau untuk melihat perkembangan Kota Solo di jalur dan lokomotif yang menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan di masa lalu,” kata EVP Daop 6 Yogyakarta Bambang Respationo, Selasa (21/11/2023).
Para LVRI diajak mengenang masa perjuangan tempo dulu dengan perjalanan KA Uap Jaladara menyusuri kota Surakarta dan menyuguhkan pertunjukan bernarasi sejarah Serangan Umum Surakarta kepada para LVRI dan pelanggan di Stasiun Purwosari.
Pertunjukan selain mengenang perjuangan pahlawan, juga memberikan edukasi kepada para pelanggan di Stasiun Purwosari mengenai sejarah perjuangan para pahlawan dalam peristiwa tersebut.
Daop 6 juga mengajak Komunitas Fotografi Fuji Guys Indonesia (FGI) Chapter Surakarta untuk mengabadikan momen-momen LVRI bersama Kereta Uap Jaladara dalam sesi hunting foto di Stasiun Solo Kota.
Di Stasiun Solo Kota Daop 6 Yogyakarta juga menghadirkan anak-anak Sekolah Dasar untuk diberikan edukasi dan wejangan-wejangan langsung dari para LVRI guna meneruskan perjuangan untuk membawa Indonesia lebih maju dan sejahtera.
Dalam acara Memorable Trip Kereta Uap Jaladara, Daop 6 juga menghadirkan KGPAA Mangkunegara X untuk menghormati perjuangan Pura Mangkunegaran dalam upaya pergerakan nasional.
Pura Mangkunegaran punya korelasi kuat dengan Kota Solo. Kadipaten tersebut selalu menunjukkan esensi kontribusi bagi pemerintahan kota hingga pemerintahan nasional.
Pada masa kolonial, Mangkunegaran selalu menunjukkan peran agresif dan progresif dalam mendukung kemajuan pendidikan, politik, seni, dan nasionalisme masyarakat Jawa melalui organisasi Budi Utomo.
Kontribusi nyata dalam pembangunan intelektualitas sumber daya manusia Jawa juga tergambar melalui pembentukan Studi Kebudayaan dan Filsafat atas saran Mangkunagoro VII.
Kemudian mangkunegaran juga berkontribusi melawan kolonialisme dalam segi perjuangan praktis. Pada 1945, Mangkunagoro VIII menyatakan bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengubah status Mangkunegaran menjadi kerajaan tanpa kekuasaan politik.
Ini merupakan bentuk nasionalisme nyata Mangkunegaran. Status kadipaten/kerajaan tanpa daerah otonom tidak menyurutkan peran Mangkunegaran bagi Kota Solo.
Dalam kesempatan itu, juga hadir Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Danrem 074/Warastratama Surakarta Kolonel Inf Ali Akwan, Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi, Dandim 0735/Surakarta Letkol Inf Eko Hardianto dan Kejari Surakarta DB Susanto.
“Ini luar biasa sekali, cuma Kota Solo saja yang punya kereta uap yang melintasi tengah kota,” kata Gibran.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait