Dilanjutkan olehnya, derasnya arus digitalisasi bisa mengancam eksistensi tadisi dan alat komunikasi lokal. Maka tugas pemerintah harus hadir untuk menyelamatkan tradisi-tradisi yang ada.
"Sekarang dengan adanya era digitalisasi, [tradisi dan alat komunikasi tradisional] sudah sedikit terbengkalai. Maka kami bekerja sama dengan FK Metra untuk melestarikan budaya itu agar tidak tergilas oleh budaya modern," ujar Bony.
Sementara, Ketua FK Metra Boyolali, Ribut Budi Santoso, mengatakan festival ini menjadi salah satu upaya untuk mentradisikan tradisi yang hampir punah. FK Metra, kata Ribut, punya agenda rutin untuk mengangkat kembali media tradisional agar tetap lestari dengan menggunakan media kentongan. Menurutnya, kentongan menjadi warisan budaya yang sangat luhur, media keamanan pada era dulu dan kentongan bisa menjadi sebuah kesenian hingga sebagai filosofi di nusantara.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait