Suripto menjelaskan, harusnya pemerintah membuat patokan harga, agar harga telur ayam bisa stabil dan peternak juga tidak merugi.
“Kalau harga tidak di patok, peternak akan gulung tikar, karena biaya produksi juga besar,” jelasnya.
Suripto menambahkan, setiap hari dirinya harus mengeluarkan biaya sekitar 5 juta lebih untuk biaya produksi, mulai dari pakan, obat-obatan dan tenaga.
“Saat ini ayamnya ada sekitar 5000 ekor dan setiap hari produksi telurnya 225 kilo,” ucapnya.
Menurut Suripto bahwa kenaikan harga telur kemarin di picu dengan permintaan pasaran yang banyak dampak pencairan Program Keluarga Harapan (PKH).
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait