Melacak Warisan Geopark, Gunung Api Purba Nglanggeran di Gunungkidul
GUNUNGKIDUL,iNewsboyolali.id - Desa Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Gunungkidul menjadi contoh nyata kolaborasi dan inovasi digital dapat menggerakkan sektor pariwisata secara berkelanjutan. Dua ikon utama berupa Gunung Api Purba dan Embung Nglanggeran yangmenawarkan keindahalan alam yang dibalut dengan warisan bumi dan kearifan lokal.
Gunung Api Purba merupakan batuan raksasa yang menyimpan sejarah geologis berumur sekitar 60 juta tahun. Gunung ini dulunya merupakan gunung api bawah laut yang perlahan terangkat ke permukaan. Saat ini telah diakui sebagai salah satu situs geopark berharga.
Perjalanan menuju Puncak Gunung Gedhe di ketinggian 700 mdpl, menawarkan pengalaman berpetualang yang edukatif. Setelah pendakian sekitar satu jam, pengunjung akan disuguhi hamparan pegunungan hijau di siang hari, dan gemerlap lampu Kota Yogyakarta yang tampak seperti taburan bintang di malam hari.
Pesona Gunung Nglanggeran tidak berhenti pada geologi dan pemandangan. Ada cerita rakyat yang menghidupkan setiap bongkahan batu. Konon, nama “Nglanggeran” berasal dari kata nglanggar (melanggar) yang dikaitkan dengan legenda hukuman bagi warga desa yang berani merusak wayang seorang dalang, sehingga mereka dikutuk menjadi batu.
Batu-batu besar yang tersebar diyakini sebagai sisa peninggalan legenda itu. Beberapa bahkan dipercaya menjadi tempat pertapaan pada masa lampau, menambah nuansa historis yang mistis bagi kami.
Sekitar 1,5 kilometer dari kaki gunung, terhampar Embung Nglanggeran. Telaga buatan seluas 0,34 hektar ini dulunya dibangun sebagai penampung air irigasi untuk mengairi kebun buah kelengkeng dan durian milik warga. Namun, fungsi ekologis itu kini bertambah menjadi magnet wisata.
Lanskap Embung yang dikelilingi perbukitan karst menjadi latar yang sempurna, terutama saat momen matahari terbenam (sunset). Di tepiannya, dibangun sebuah area amphitheater alami yang sering digunakan untuk menggelar pertunjukan budaya, seperti Geopark Night Specta. Tempat ini mewujudkan harmoni antara alam, seni, dan komunitas lokal yang secara aktif menggerakkan roda pariwisata.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata Gunungkidul, Supriyanta mengatakan, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri sangat krusial.
"Melalui kolaborasi, promosi pariwisata tidak hanya menjual keindahan alam, tetapi juga memperkuat ekonomi masyarakat sekitar," ujarnya.
Direktur Keuangan, Umum, dan Komunikasi Publik BPOB Yusuf Hartanto, menyoroti peran media sosial sebagai garda terdepan.
"Media sosial kini menjadi alat yang sangat efektif dalam membangun citra positif dan menjangkau wisatawan, baik domestik maupun internasional," tambahnya.
Perpaduan potensi geowisata, kekayaan legenda budaya, dan strategi promosi digital yang cerdas menjadikan Desa Wisata Nglanggeran menjadi bukti kolaborasi dan inovasi dapat mendorong sektor pariwisata yang berkelanjutan. Bahkan bisa menjadi model pemberdayaan masyarakat.
Editor : Tata Rahmanta