Inspiratif, Mahasiswa UMY Olah Tanaman Purun Jadi Tas hingga Peralatan Makan

Proses produksi cukup panjang melibatkan masyarakat lokal. Awalnya mereka mencari purun di rawa-rawa dan dibersihkan menggunakan arang. Purun ini kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di bawah terik matahari.
Setelah kering dilakukan pewarnaan dengan bahan alami. Proses terakhir adalah penganyaman yang dilakukan masyarakat. Produk yang jadi kemudian dikirim ke Yogyakarta untuk penyembpurnaan dan pengemasan.
Inovasi ini mendapat dukungan dari Startup and Business Incubator (SEBI) UMY dalam program inkubasi tahun 2025. Selama enam bulan, Fadhil dan tim menerima pendampingan intensif mulai dari analisis pasar, penguatan strategi bisnis, hingga pelatihan penyusunan business model canvas untuk memastikan keberlanjutan usaha mereka.
“SEBI sangat mendukung pengembangan Purun Heritage, mulai dari pendanaan, bimbingan usaha, hingga kesempatan mengikuti berbagai pameran dan kompetisi,” jelas Fadhil.
Kini, Purun Heritage mulai dipasarkan melalui akun Instagram resmi @purunheritage. Produk ini tidak hanya menjadi solusi praktis dalam pengurangan plastik, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat desa.
“Solusi lingkungan tidak harus datang dari teknologi tinggi. Pemanfaatan tanaman liar bisa dipakai,” katanya.
Editor : Tata Rahmanta