Menurut tetangga pelaku, bocah kelas sembilan dari SMP Islam Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah, tersebut pertama kali datang ke rumah pelaku dengan cara dijemput pelaku dengan sepeda motor. Namun pada hari berikutnya pelaku berlanjut melalui handphone agar datang sendiri ke rumah st. Korban kemudian berjalan kali menuju rumah pelaku dan hari berikutnya ia datang dengan mengendarai sepeda motor. Warga sempat tidak menaruh curiga terhadap keduanya karena mereka berpikir jika korban saat itu sedang belajar mengaji di rumah pelaku.
kecurigaan warga muncul ketika melihat pelaku dan korban masuk ke dalam kamar mandi di belakang rumah. Setelah diamati hingga beberapa kali. Warga sendangharjo, kemudian beramai-ramai menggerebek rumah st dan didapati sedang berbuat mesum di kamar mandi. ST dan YS kemudian dibawa ke rumah Kepala Dusun untuk dimintai keterangan. Menurut warga, Keduanya sempat digerebek hingga dua kali dengan kasus yang sama. Dalam dua kali dalam kesepakatan antara warga dengan ST, ia berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Warga kemudian melepaskan dan meminta YS untuk pulang.
Pasca penggerebekan, pelaku kemudian keluar dari tempat kerjanya sebagai guru dan suasa kembali reda. Namun beberapa bulan kemudian, ulah pelaku kembali muncul dengan berusaha membawa kabur korban saat sedang berada di sekolah. Namun usaha pelaku berhasil digagalkan oleh teman-teman sekolah korban, dan ia langsung pergi meninggalkan korban. Bocah kelas sembilan ini mengaku sempat disembunyikan pelaku di sebuah kamar kos yang tak jauh dari rumah pelaku, dengan tujuan agar tetap bisa memaksanya untuk berhubungan intim.
“Kebetulan waktu itu saya pulang kerja dari Jogja, dan waktu berada di kamar mandi, saya sempat melihat YS dan ST masuk ke kamar mandi. Saya intip karena curiga dan saya melihat mereka berhubungan di kamar mandi. Awal-awal bocah itu datang ke rumah ST saya tidak merasa curiga karena saya yakin ia sedang mengaji dengan ST,”jelas Nur Rohmad, tengangg ST.
Editor : Tata Rahmanta