“asrah batin merupakan momen penting bagi saya yang asli warga sini. Kebetulan saya telah emrantau dan menetap di Jember sudah puluhan tahun. Asrah batin layaknya hari raya Idul Fitri. Dimana momen saling bertemu dengan keluarga dan saudara jauh. Kangen rasanya hingga kita ketemu saling berpelukan melepas rindu, kangen keluarga, dan sudara baik dari Ngombak maupun Karanglangu,” ungkap Sarijin.
Setelah prosesi penjemputan di dasar sungai tuntang selesai, ribuan warga dari dua desa, Ngombak Dan Karanglangu, Kedungjati, Grobogan, Jawa Tengah, kemudian mengiring dua pengantin berjalan menyusuri jalan desa sejauh satu kilometer dan berhenti di rumah kepala desa Ngombak. Prosesi ritual dalam tradisi asrah batin kembali digelar. Kedua pengantin lalu bersama-sama meminum air tape dan saling melulurkan bedak ke masing-masing wajah. mereka kemudian duduk bersandingan di kursi pengantin dengan didampingi masing-masing istri beserta keluarga. Sementara warga desa Karanglangu duduk di depan pengantin yang sudah dipersiapkan oleh panitia asrah batin, sambil menunggu waktu rebutan air tape, bedak dan nasi bancakan.
Editor : Tata Rahmanta