Analisis fenomenologis saya, pembagian tersebut, bagaimanapun, tidak selalu hitam putih, dan sebenarnya banyak pula individu yang berada di antara ketiga kelompok tersebut. Ada santri yang juga merangkul nilai-nilai tradisional Jawa, begitu pula dengan abangan yang tetap taat beragama.
Pluralisme dan harmoni merupakan pilar utama dalam masyarakat Jawa. Pluralisme memungkinkan koeksistensi yang damai dengan perbedaan, sementara harmoni menciptakan lingkungan saling menghargai terhadap keragaman tersebut.
Santri, abangan, dan priyayi, meskipun memiliki perbedaan, saling melengkapi dalam konteks masyarakat Jawa. Santri memberikan kontribusi vital dalam menjaga dan mengembangkan ajaran Islam, abangan berperan dalam pelestarian nilai-nilai tradisional, dan priyayi membantu menjaga keberlanjutan adat istiadat Jawa.
Editor : Tata Rahmanta