Wahono mengatakan, Hari Buruh Internasional merupakan momentum atau simbol perjuangan buruh. Artinya, walaupun di Boyolali konsepnya hanya apel dan senam bersama namun tidak mengurangi bahwa masih banyak agenda yang perlu diperjuangkan.
"Kegiatan ini sekaligus menindaklanjuti Hari Buruh yang saat itu belum terlaksana karena masih dalam masa pandemi. Sebenarnya mau ada orasi namun berhubung acaranya banyak sehingga orasi tentang perjuangan buruh ditiadakan. Konsen kami masih pada isu-isu salah satunya cabut Undang-undang Cipta Kerja. Untuk isu-isu ini kami suarakan dengan memberangkatkan satu bus ke Jakarta," ujarnya.
Dalam kegiatan ini para buruh yang beruntung mendapatkan hadiah berupa sepeda ontel dan beragam barang elektronik. Hadir dalam acara ini bupati dan jajaran Forkopimda Boyolali dan sejumlah stakeholder.
Editor : Tata Rahmanta