KLATEN, iNewsBoyolali.id – Sebanyak 20.000 pelajar anggota Palang Merah Remaja (PMR) di Kabupaten Klaten berhasil memecahkan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk pelatihan pertolongan pertama (PP) serentak dengan peserta terbanyak.
Kegiatan spektakuler ini digelar di Bumi Perkemahan Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Sabtu (1/11/2025). Ribuan peserta berasal dari berbagai tingkatan sekolah mulai dari SD/MI (PMR Mula), SMP/MTs (PMR Madya), hingga SMA/SMK/MA (PMR Wira).
Acara dibuka langsung oleh Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, S.I.Kom, bersama jajaran Forkopimda dan pengurus PMI Kabupaten Klaten. Dalam sambutannya, Bupati Hamenang memberikan apresiasi tinggi atas capaian PMI Klaten yang dinilai konsisten membina generasi muda di bidang kemanusiaan.
“Kami berkomitmen mendukung PMI dalam membina relawan muda. Kegiatan seperti ini jangan berhenti di acara seremonial, tetapi benar-benar mencetak generasi tangguh dan siap membantu sesama,” ujar Hamenang.
Selain memimpin pemecahan rekor MURI, Bupati juga menyerahkan Piala dan Piagam Penghargaan Bupati Klaten kepada pemenang lomba pertolongan pertama antar anggota PMR Madya dan Wira yang digelar sebelumnya di SMK N 1 Klaten.
Ketua PMI Kabupaten Klaten, Drs. H. Purwanto Anggono Cipto, M.Si, menyampaikan rasa syukur atas dukungan pemerintah daerah, Dinas Pendidikan, Kemenag, dan para pembina PMR. Ia mengungkapkan bahwa jumlah peserta pelatihan bahkan melampaui target, dengan total 44.829 pelajar yang berpartisipasi.
“Target kami semula hanya 20.000 peserta, tapi antusiasme luar biasa membuat jumlahnya tembus 44 ribu lebih. Ini menjadi bukti semangat kemanusiaan generasi muda Klaten,” ungkap Purwanto.
Sementara itu, Ketua Panitia, Tulus Yonianto, menjelaskan kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan kerja sama antara PMI dan Dinas Pendidikan, serta sejalan dengan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Pelatihan tersebut menggunakan metode pendidikan sebaya (peer to peer), di mana peserta tak hanya belajar menyelamatkan diri, tetapi juga menularkan keterampilan dan nilai kemanusiaan kepada teman dan lingkungan mereka.
“Kami ingin membentuk generasi yang berkarakter, sigap, dan peduli. Ini bukan sekadar rekor, tapi investasi kemanusiaan bagi masa depan,” jelas Tulus.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait
