Peralatan permainan menggunakan bumbung nira, keranjang kelapa, dan pelepah kelapa (blarak) mencerminkan akar budaya serta sumber daya lokal yang dekat dengan kehidupan masyarakat Kulonprogo. Melalui festival ini, generasi muda diharapkan semakin mencintai budaya lokal, menjadikannya ruang kreativitas, sekaligus sebagai daya tarik wisata.
Awalnya peserta akan berlomba menggiring keranjang, menuju ke pusat permainan untuk mengambil alas yang terbuat dari kulit kelapa. Alas ini kemudian dibawa kepada pemain kedua dengan cara dilempar dengan tongkat dan berjalan mundur.
Alas ini kemudian dipakai pemain ketiga untuk berselancar menuju ke tim untuk naik ke pelepah pisang dan daunnya (blarak) yang disetting seperti kuda. Terakhir dengan mengendarai blarak ini peserta beradu cepat mengambil bumbung bambu.
Ketua Karang Taruna Kulonprogo, Tamyus Rohman menambahkan Festival Nglarak Blarak tahun ini diikuti oleh Karang Taruna Kapanewon se-Kulonprogo. Mereka yang bertanding merupakan pengurus karang taruna yang terdaftar dalam SK Kapanewon.
“Harapannya, melalui kegiatan ini kepengurusan di tingkat kapanewon menjadi lebih solid dan aktif,” ungkapnya.
Tampil sebagai juara pertama, Kapanewon Pengasih, disusul Temon. Sedangkan Kapanewon Panjatan meraih juara ketiga, dan Samigaluh di posisi keempat. Kapanewon Nanggulan berhasil meraih predikat sebagai kostum terbaik.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait