Polres Boyolali Gelar Rekonstruksi Kasus Pesilat Remaja Tewas di Karanggede

Tim iNews.id
Adegan dalam rekonstruksi yang mengakibatkan korban meninggal dunia saat latihan pencak silat di Polres Boyolali, Selasa (27/5/2025).foto: Ist/

BOYOLALI, iNewsBoyolali.idPolres Boyolali menggelar rekonstruksi kasus kematian seorang remaja pesilat asal Karanggede, Muhammad Prana Saputra (17), yang meninggal saat latihan pencak silat, Selasa (27/5/2025) sore. Sebanyak 13 adegan diperagakan dalam rekonstruksi yang menghadirkan langsung dua tersangka dan sejumlah saksi.

Rekonstruksi ini melibatkan SW (16) dan DWP (18), dua tersangka yang merupakan senior sekaligus pelatih silat, serta menghadirkan penasihat hukum, keluarga korban, dan para saksi. Korban diketahui warga Dukuh Klimas, Desa Sendang, Karanggede, yang meninggal saat latihan di Dukuh Bejen, Desa Karangkepoh, Kecamatan Karanggede, Kamis (22/5/2025) dini hari.

Kasat Reskrim Polres Boyolali, Iptu Joko Purwadi, menjelaskan bahwa rekonstruksi bertujuan untuk memperjelas kronologi kejadian dan mencocokkan keterangan dari saksi serta tersangka. "Terdapat 13 adegan yang diperagakan, mulai dari awal latihan hingga korban dibawa ke rumah sakit. Semua pihak telah membenarkan jalannya peristiwa tersebut," ujarnya.

Joko juga menyebutkan adanya rencana penambahan saksi. "Sesuai arahan dari Kasi Pidum, kami akan memeriksa teman korban yang ikut latihan saat kejadian," tambahnya.

Sementara itu, Kasi Pidum Kejari Boyolali, Putra Perwira Bangsawan, mengatakan sudah ada tujuh saksi yang diperiksa sejauh ini. "Kami telah berkoordinasi dengan penyidik. Jika berkas belum lengkap, kami akan beri petunjuk. Bila lengkap dan layak untuk disidangkan, akan segera kami P21-kan," jelas Putra.

Ia juga menekankan pentingnya keterangan dari saksi yang berada di lokasi namun belum diperiksa. Terkait status tersangka yang masih di bawah umur, Putra mengatakan pihaknya tengah melakukan koordinasi untuk mempercepat proses hukum. "Polisi hanya punya waktu 15 hari untuk menahan anak, jadi proses harus cepat," ujarnya.

Sebelumnya, hasil autopsi terhadap jenazah Muhammad Prana Saputra menunjukkan penyebab kematian adalah asfiksia atau mati lemas akibat trauma di bagian perut yang tidak segera ditangani. korban mengalami pendarahan di usus besar, usus halus, dan bagian dada. Hal ini disampaikan langsung oleh Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, Jumat (23/5/2025).

Menurut Kapolres, korban mengalami pendarahan di usus besar, usus halus, dan bagian dada. "Kedua tersangka diketahui masing-masing menendang korban satu kali, pertama di bagian ulu hati dan kedua di perut. Tendangan dilakukan dengan keras karena mengambil ancang-ancang dan dilakukan saat korban dalam posisi kuda-kuda," jelasnya.

Saksi menyebut korban sempat terdorong ke belakang setelah tendangan pertama namun tetap berdiri. Setelah tendangan kedua, korban terjatuh dan pingsan. Ia sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

Kapolres juga menyatakan pihaknya akan mendalami status pelatih dari kedua tersangka, termasuk apakah keduanya memiliki sertifikasi pelatihan resmi. "Korban mulai latihan pada Rabu (21/5) pukul 21.00 WIB hingga kejadian pada Kamis pukul 00.30 WIB," tandasnya.

Editor : Tata Rahmanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network