Saat peristiwa terjadi pada tahun dua ribu dua puluh tiga lalu, dimana YS masih duduk di bangku kelas dua sekolah menengah pertama islam di wilayah Grobogan, Jawa Tengah, dan ST saat itu masih berstatus guru di sekolah tersebut. Setelah kasus viral, ST kemudian dipecat dari sekolah.
Lasih sapaan akrab Sulasih, mengaku lega kondisi kejiwaan korban saat ini sudah mulai membaik. YS menjalani terapi kejiwaan di sebuah pondok pesantren di Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah. Dan saat ini sudah mulai membaik serta bisa berinteraksi dengan teman-teman pondok.
“Alhamdulillah sekarang cucu saya sudah mulai membaik dan terus menjalani terapi dan sekolah di pondok. Untuk teman-temannya sangat baik dan sangat melindunginya jadi merasa aman dan nyaman disitu. Saya berharap pelaku dihukum sesuai perbuatannya,” tegas Lasih.
Keluarga korban mengaku kecewa karena selama menjalani pemeriksaan, pelaku st hingga saat ini tidak ada itikad baik untuk datang ke keluarga ys untuk meminta maaf. St dan ys sempat digerebek di rumah st saat diduga melakukan hubungan terlarang hingga diarak ke rumah kepala dusun setempat untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka.
Sementara polisi belum bisa memberikan keterangan terkait kelanjutan penanganan kasus tersebut. Keluarga korban menuntut agar YS segera diadili dan menjalani hukuman sesuai dengan perbuatannya.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait