“Kami melihat, sebagian besar, para pemilik kios maupun toko kelontong belum menerapkan manajemen penyimpanan dan manajemen persediaan barang secara optimal. Oleh karena itu, jangan risih apabila ada toko kelontong yang isinya terlihat berantakan alias tidak tertata rapih. Juga jangan kaget jika barang yang dijualnya ternyata sudah rusak, expired, bahkan hilang dari tempat penyimpanan”, jawab Imam Alaist saat ditemui pers di sela-sela kegiatan pendampingan.
Program pendampingan yang dilakukan mahasiswa KKN Undip terhadap pelaku usaha UMKM ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan para pedagang kelontong Desa Mertan. Terutama dalam meningkatkan omset penjualan dan memperluas jangkauan pasar.
Menanggapi program pendampingan/edukasi mahasiswa KKN Undip di Desa Mertan Kecamatan Bondosari Kab Sukoharjo, Sri Suyatmi, salah satu pemilik toko kelontong di Mertan, merasa puas. Alasannya, Program Pendampingan yang dilakukan Muhammad Imam Alaist mudah dicerna, bahkan sangat bermanfaat bagi para pemilik toko/kios/ kelontong di Mertan.
“Kami merasa senang atas ilmu dan pendampingan yang disampaikan Mas Imam. Penyampaian atau penyuluhannya sangat jelas dan mudah dipahami. Saya kira ini tidak hanya para pedagang kelontong, tapi juga bermanfaat bagi penjual sembako ataupun bagi pedagang-pedagang lainnya. Kami paham, ilmu yang disampaikan Mas Imam, apabila dipraktikkan kalangan pedagang, insya’ Allah bisa menaikkan pendapatan keuntungan, kerusakan barang , juga bisa menghindari kehilangan barang dagangan yang disimpan di toko maupun kios, kata Sri Suyatmi, Ketua PKK RW 02 yang juga salah satu pemilik toko kelontong.
Ketika ditanya wartawan, di sela-sela mengedukasi puluhan anggota Kelompok Wanita dan para pedagang kelontong , Muhammad Imam Alaist mengatakan, program kerja yang digarap adalah mengedukasi manajemen penyimpanan dan manajemen persediaan barang kepada pelaku UMKM di RW 02 Desa Mertan Kecamatan Bendosari Kab. Sukoharjo.
“Kenapa manajemen penyimpanan dan manajemen persediaan barang yang saya tularkan? Alasan pertama agar sesuai dengan Prodi Kuliah saya, yaitu Manajemen dan Administrasi Logistik Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Alasan kedua, saya menemui beberapa pemilik toko kelontong di Desa Mertan yang belum menerapkan manajemen penyimpnan dan manajemen persediaan barang dagangan secara maksimal,” jawabnya.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait