“ Saya bersama warga lainnya berdiri disini dipinggir sungai dan melihat air sudah meulai naik. Tadinya mau membersihkan ranting dan batang bambu yang tersangkut di jembatan yang nyaris sampai di bibir sungai, tapi jembatan sudah keburu hanyut. Memang warga sering membersihkan sampah yang menutupi sungai saat kondisi air sungai sedikit surut. Tapi sampah terus menumpuk hingga tidak bisa untuk dibersihkan,” ucap Darminto warga Desa Pojok.
Untuk mengantisipasi keselamatan warga dan pengendara yang melintas, dua warga dari Desa Tarub Dan Pojok kemudian menutup akses jalan masing-masing desa. Aktivitas warga kini terganggu karena mereka harus memutar dan melalui jalur lain. Menurut warga, kondisi jembatan penghubung antar desa ini sebenarnya masih layak untuk digunakan. Namun karena banyaknya sampah dan potongan ranting dan batang bambu yang nyangkut di tiang penyangga jembatan, membuat tidak mampu menahan tekanan sampah tersebut.
“ Jalur saat ini kita tutup unntuk sementara waktu karena takutnya ada pengendara dari luar desa yang melintas dan tidak tahunya malah kecebur. Jadi kita kasih palang dulu sampai jembatan dibangun dan bisa dilewati lagi,” ungkap Suryanto warga Desa Tarub.
Warga berharap agar jembatan alternatif penghubung antar desa ini bisa segera dibangun kembali sehingga aktivitas warga bisa kembali berjalan normal.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait