GROBOGAN,INewsBoyolali.id-Seorang bocah penderita demam berdarah di Grobogan, mengalami dua kali penolakan rawat inap oleh dua rumah sakit. Orang tua pasien terpaksa membawa anaknya kembali menuju rumah sakit lain untuk mendapatkan pertolongan. Sementara itu Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Grobogan, membantah adanya berita penolakan tersebut karena apa yang dilakukan pihak rumah sakit sudah sesuai dengan aturan dari kementerian kesehatan.
Anandia Putri Lastajati, bocah perempuan berusia sebelas tahun harus mengalami nasib yang menyedihkan, dimana ia harus bolak balik dilarikan ke beberapa rumah sakit karena mendapatkan penolakan rawat inap oleh pihak dua Rumah Sakit yakni Rumah Sakit Yakkum dan Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedjati Purwodadi, Grobogan Jawa Tengah. Peristiwa penolakan oleh dua rumah sakit tersebut terjadi pada Sabtu tujuh Desember dua ribu dua puluh empat lalu, dimana bocah perempuan ini mengalami gejala demam tinggi dan panas seperti gejala demam berdarah.
Awalnya, Muhadi, ayah Anandia sempat panik melihat kondisi anaknya yang yang terus menurun. Ia kemudian membawa anaknya Ke Rumah Sakit Yakkum Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah. Di sini pasien ditolak tim medis rumah sakit dengan alasan seluruh ruangan Rumah Sakit sudah penuh. Tanpa ambil pusing, anak kedua pasangan muhadi dan dika ini kemudian dilarikan ke ruang UGD Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedjati Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah. Pasien kemudian mendapatkan penanganan pemeriksaan oleh tim medis rumah sakit.
Setelah mendapatkan pemeriksaan, tim medis RSUD kemudian memberikan saran untuk dilakukan rawat jalan karena melihat kondisi pasien yang tidak dalam kriteria darurat dan masih layak untuk dilakukan rawat jalan sambil menunggu hasil perkembangan pemeriksaan selanjutnya. Muhadi pun sempat ngotot untuk tetap dilakukan rawat inap terhadap anaknya dengan menggunakan pembiayaan BPJS. Mengetahui mendapatkan penolakan yang kedua, ayah pasien kemudian membawa ke rumah sakit ketiga di Rumah Sakit Permata Bunda, Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah. Ia pun mengaku lega dan tidak panik lagi, karena anaknya mendapatkan penanganan tim medis.
“Sempat ditolak dua kali, yang pertama saya membawa anak saya ke Rumah Sakit Yakkum, tapi tidak dilayani opname dengan alasan seluruh ruang sudah penuh dan akhirnya saya mencari rumah sakit lain yang terdekat yakitu di RSUD Dokter Soedjati, dan sempat diperiksa di ruang UGD. Tapi setelah diperiksa anak saya diminta untuk rawat jalan karena tidak masuk kriteria untuk dicover pembiayaan BPJS,” jelas Muhadi.
Lebih lanjut, Muhadi sempat jengkel dan ngotot untuk minta dilakukan rawat inap di RSUD tapi tetap tidak bisa dilayani dan harus menjalani rawat jalan dulu. Hingga ia memilih mencari Rumah Sakit lainnya.
“ Sampai Selasa siang ini, trombosit anak saya terus turun hingga dibawah empat puluh ribu per mikroliter. Kalau terus seperti ini saya akan bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Solo saja,” Tambahnya.
Sementara itu Pihak Rumah Sakit Umum Dokter Soedjati Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, membantah jika pihak rumah sakit melakukan pembiaran dan penolakan terhadap pasien Anandia Putri. Edi Mulyanto, direktur RSUD Dokter Soedjati menjelaskan bahwa, selama menjalani pemeriksaan di ruang ugd, pasien tidak masuk dalam kriteria gawat darurat sehingga tidak tercover oleh BPJS seperti yang telah diatur dalam peraturan kementrian kesehatan republik indonesia tentang pelayanan BPJS. Dari hasil pemeriksaan pertama di ruang UGD, pasien masih layak untuk menjalani rawat jalan sambil menunggu hasil pemeriksaan selanjutnya.
“Terkait berita penolakan pasien di RSUD dalam penggunaan pembiayaan BPJS Kesehatan, saya bisa jelaskan bahwa pasient idak memenuhi kriteria karena masih bisa dilakukan rawat jalan. Pada umumnya kami tidak membeda-bedakan pasien terkait masalah pembiayaan ataupun pelayanan. Tetapi ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh pasien dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku,”jelas Wdi Mulyanto.
Saat ini, bocah perempuan berusia sebelas tahun ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, selama empat hari. Hingga selasa siang kondisi fisik pasien terus mengalami penurunan dengan trombosit dibawah empat puluh ribu per mikroliter darah. Keluarga pasien rencananya akan meminta rujukan untuk dilakukan perawatan di rumah sakit umum daerah moewardi solo, jawa tengah.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait