Kemampuan melakukan wheelie kemudian secara keliru dijadikan simbol sebagai tanda keberanian dan keterampilan dalam mengendarai sepeda motor. Pada tahun 1980-an dan 1990-an, tren wheelie semakin populer di kalangan anak muda dan menjadi bagian dari budaya jalanan serta hiburan.
Berbagai kontes dan pertunjukan freestyle mulai diselenggarakan sebagai wadah tren ini. Ada perbedaan antara wheelie dan standing, keduanya mengangkat roda depan hanya berbeda postur pengendaranya yang duduk jok dan yang lainnya dengan berdiri di atas footstep, barstep bahkan dijok motor.
Awal mulanya wheelie ini adalah peristiwa yang terjadi di balap motorcross saat melakukan start. Pembalap selalu berusaha mendapatkan tempat terdepan selepas start, terutama balapan motorcross yang dilepas posisinya sejajar dalam satu garis Start.
Pembalap akan menahan bukaan gas agar mesin berputar berada di kemampuan puncak torsinya. Torsi yang dihasilkan mesin–mesin motorcross memiliki energi putar yang sangat kuat, sehingga ketika kopling dilepas, mudah sekali ban depan terangkat.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait