Wartoyo mengutarakan, menu buka puasa digelar di atas daun pisang yang memanjang hingga 200 meter. Hal ini menunjukan kebersamaan antar warga dari berbagai kalangan.
“Setelah ngabuburit bareng dengan pagelaran wayang kulit, nanti bersama sama menikmati menu buka puasa secara bersama sama, dengan makanan yang disajikan beralaskan daun pisang tersebut sengaja dipilih sebagai perwujudan kebersamaan antar warga,”ujar dia.
Wartoyo menambahkan, pagelaran wayang kulit ini selain sebagai syiar agama Islam sekaligus mengenalkan seni budaya Jawa terhadap warga masyarakat serta anak anak yang hadir ditempat ini.
“Wayang kulit ini sebagai syiar agama Islam, dan sekaligus memperkenalkan seni Jawa terhadap warga dan anak anak,” tandasnya.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait