BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Sebagai bentuk implementasi program Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM). Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Gulo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, menggelar Expo Karya, pada Kamis (29/12/2022)kemarin.
Beberapa kegiatan di Expo Karya ini antara lain pentas seni karawitan, pembacaan Pancasila, Asmaul Husna, surat-surat pendek, paduan suara, tari tarian, serta pameran karya.
Kepala SDN Kebon Gulo, Tatik Jarwani, mengatakan, kegiatan Expo Karya terselenggara atas kerjasama sekolah dengan wali murid, dan komite sekolah. Expo Karya menampilkan karya-karya kreasi anak-anak dari kelas 1 sampai kelas 6 berupa kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler dan sebagainya.
'Ekstra kurikuler yang ditonjolkan yang diunggulkan di sini adalah karawitan, selain itu juga ada BTQ dan Pramuka. Untuk menghadapi Kurikulum Merdeka, anak-anak dengan berbagai macam kegiatan ini kita bebaskan sehingga sekolah bisa memantau dan menggali potensi yang ada," ujarnya.
Wali Murid, Mustar Giyanto, menyambut baik upaya sekolah dalam membangun kreativitas siswa sehingga bisa berkembang seperti saat ini. Termasuk dalam hal nguri-uri budaya Jawa.
"Kepada dewan guru dan kepala SDN Kebon Gulo yang telah membangun kreativitas anak untuk meraih kemajuan SDN Kebon Gulo dan untuk nguri-uri budaya Jawa. Kami sangat mendukung sekali apa yang menjadi program sekolah," imbuhnya.
Leader Komunitas Guru Sekolah Menyenangkan, Danang Dwi Karnanto, mengatakan, gelaran Expo Karya kali ini yang ke 7. Maksud dan tujuannya adalah untuk menggelar berbagai perubahan yang dialami oleh sekolah yang menjadi pilot projects gerakan sekolah menyenangkan.
"Jadi ini adalah sebuah kegiatan untuk memperlihatkan, mengekspos perubahan-perubahan yang telah dicapai oleh SDN Kebon Gulo," ujarnya.
Dijelaskan, ada beberapa hal yang telah dicapai SDN Kebon Gulo selama menjadi pilot projects gerakan sekolah menyenangkan salah satunya merubah lingkungan belajar menjadi lingkungan belajar yang lebih positif.
"Kelas kita berbeda dengan kelas konvensional, kita punya artefak-artefak yang bisa menimbulkan kejatuhcintaan anak-anak pada belajar di dalam kelas maupun di luar kelas," ujarnya.
Menurut Danang, di gerakkan sekolah menyenangkan sangat inklusif untuk berkolaborasi dan tidak ada seleksi, jadi semua sekolah bisa langsung belajar dengan sekolah-sekolah yang sudah mengalami perubahan dan tanpa dipilih.
"Sehingga teman-teman dari sekolah lain secara inklusif bebas untuk langsung meniru dan menerapkan di sekolah masing-masing," ujarnya.
Danang berharap, kedepan gerakan sekolah menyenangkan mempunyai keresahan bahwa sekolah-sekolah negeri terutama yang berada di pinggiran menjadi sekolah yang mempunyai kualitas setara dunia.
"Saya kira ini saatnya sekolah-sekolah negeri di Kabupaten Boyolali bersama gerakan sekolah menyenangkan berubah menjadi lebih baik dan semakin dicintai oleh masyarakat," ujarnya.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait