Tidak hanya fokus pada keberlanjutan lingkungan, kelima founder Arae juga membawa misi mulia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini direalisasikan melalui pemberdayaan para pengrajin di Klaten dalam proses produksi yang mana seluruh pengrajin yang diberdayakan adalah perempuan. Selain itu, Arae juga berkomitmen untuk mengalokasikan 15%-30% pendapatan yang diperoleh untuk disalurkan kepada kegiatan sosial, salah satunya berupa pemberian beasiswa Arae Scholarship kepada para pelajar yang tidak memiliki akses pendidikan.
Berkat keunikan dan daya tarik dari produknya, Arae dapat menghasilkan omset sebesar Rp1,7 miliar per tahun dengan memproduksi sebanyak 1.000 unit setiap tahunnya.
Kesuksesan ini tak lepas dari peran tiga komunitas penenun di Bayat, Klaten bernama Gigih Makarti, komunitas pemuda bernama Jannati Bogor dan komunitas kelompok Ibu-Ibu yang membuat produk upcycle bernama Ambu Pasir Pari yang turut berkontribusi menghasilkan produk ramah lingkungan hingga dapat dikenal di kancah internasional.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait