get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral! Warga Grobogan Mengamuk, Limbah Dapur MBG Diduga Cemari Lingkungan Desa

Istri Kades Lawan Suami di Grobogan, Penggusuran Kios Berujung Ketegangan Dan Alat Berat Dihentikan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 09:36 WIB
header img
Istri Kepala Desa Ketitang Halangi Suaminya Untuk Tidak Melakukan Penggusuran Kios. Adu Mulut Antara Kades, Dan Istri Serta Warga Pecah. Warga Hentikan Alat Berat. Foto:iNews

GROBOGAN, iNewsBoyolali.id-  Suasana tegang terjadi pada proses penggusuran puluhan kios di Desa Ketitang, Kecamatan Godong, Grobogan, setelah istri Kepala Desa Ketitang menghentikan paksa pembongkaran yang dilakukan oleh suaminya sendiri. Penggusuran yang rencananya untuk alih fungsi pembangunan Koperasi Merah Putih itu mendapat penolakan keras dari warga maupun Kartini, istri Kepala Desa.

Peristiwa terjadi pada Jumat siang di deretan kios yang berada di tepi Jalan Godong–Semarang. Kartini bersama beberapa warga tiba-tiba datang dan langsung menemui suaminya yang sedang mengawal proses pembongkaran. Ia bersama para penghuni kios meminta agar penggusuran dihentikan.

Kartini mengaku kesal dan kecewa karena tidak ada sosialisasi maupun kesepakatan dari pemerintah desa terkait rencana penggusuran tersebut. Warga juga terkejut karena alat berat mendadak didatangkan untuk meratakan kios.

“Selama ini saya apalagi pedagang lainnya tidak pernah diajak musyawarah oleh kades, padahal kita juga terdampak penggusuran, kan aneh yang diajak diundang cuma pedagang di depan saja,”

Menurut Kartini, kios tersebut menjadi sumber penghasilan keluarganya selama ini.

Adu mulut antara Kartini, warga, dan Kepala Desa pun tak terhindarkan. Situasi memanas saat sejumlah warga mendekati alat berat dan meminta operator menghentikan pekerjaan. Para penghuni kios mengaku sudah 18 tahun menempati kios tersebut dan rutin membayar retribusi bulanan kepada desa.

“Saya selama ini menghidupi anak-anak saya dari hasil berjualan disini dan saya sudah 18 tahun bersama pedagang lainnya yang menempati dengan sewa perbulan,”jelas Kartini

“Kalau main gusur saja tanpa mempertimbangkan kelangsungan hidup warganya berarti tidak memikirkan warganya,”tegasnya.

 

 

 

Melihat kondisi semakin memanas, aktivitas penggusuran akhirnya dihentikan sementara. Pemerintah desa kemudian meminta warga yang menolak penggusuran untuk mengikuti mediasi di Balai Desa Ketitang.

Kepala Desa Ketitang, Eterna, mengakui adanya kekeliruan dalam proses sosialisasi. Ia menyebut hanya menghubungi beberapa penyewa kios melalui pesan WhatsApp dan komunikasi lisan. Eterna berjanji akan menjadwalkan musyawarah ulang dengan melibatkan seluruh warga yang terdampak.

“ ya, ini kesalahan saya yang hanya memerintahkan perangkat desa untuk me gudang lewat WhatsApp dan lesan saja, yang diundang jadi tidak keseluruhan,”ungkapnya

Penggusuran kios yang berdiri di atas tanah kas desa tersebut direncanakan untuk pembangunan Koperasi Merah Putih, sementara para pedagang akan direlokasi ke lokasi baru yang masih menunggu penetapan.

“pengambilan lokasi disini sudah sesuai dengan perintah atasan, dan desa harus siap lokasi, dan setelah musdesus telah ada kesepakatan bahwa lokasi yang tepat dan strategis adalah lokasi ini dan ternyata ada protes dari warga dan untuk sementara kita pending dulu dan kita agendakan lagi musyawarah dengan seluruh pedagang dan warga yang menolak”jawab Eterna.

Warga meminta agar proses relokasi jelas dan tidak memutus mata pencaharian mereka.

 

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut