get app
inews
Aa Text
Read Next : Fakultas Peternakan UGM Dorong Hilirisasi Riset lewat Inovasi Produk Susu

Berkembang Pesat, Ekonomi Halal Jadi Strategi Ekonomi Global

Rabu, 05 November 2025 | 20:44 WIB
header img
Pertemuan ICIHES 2025 di Marriot Hotel Yogyakarta, Selasa (4/11/2025). (foto: istimewa)

YOGYAKARTA, iNewsboyolali.id - Ekonomi halal tidak bisa lagi dipandang sebagai isu keagamaan, karena telah menjadi strategi ekonomi global. Perkembangan ekonomi halal sangat pesat di seluruh belahan dunia. 

“Nilai perdagangan halal dunia mencapai USD 3,1 triliun pada tahun 2018, dan diperkirakan menjadi USD 5 triliun pada 2030,” kata Reni Rosari, Ketua Pelaksana 3rd International Conference on Islamic and Halal Economic Studies (ICIHES) 2025, disela pertemuan ICIHES di Yogyakarta, Selasa (4/11/2025). 

Nilai industri halal di Indonesia mencapai USD 184 miliar pada tahun 2020 dan diproyeksikan menjadi USD 281,6 miliar pada 2025. Data ini menunjukkan bahwa ekonomi halal tidak lagi dipandang sebagai isu keagamaan semata.

“Ekonomi halal telah menjadi strategi ekonomi global yang mencakup pangan, farmasi, kosmetik, keuangan, pariwisata, hingga tata kelola rantai pasok global,” ujar Ketua Program Doktor Perekonomian Islam dan Industri Halal (PD PIIH) Sekolah Pascasarjana UGM ini. 

ICIHES merupakan konferensi akademik dan profesional tingkat internasional bagi ilmuwan, pembuat kebijakan, pemimpin industri, dan komunitas global untuk mendiskusikan perkembangan riset, kebijakan, dan praktik ekonomi syariah dan industri halal. ICIHES diselenggarakan secara berkala sebagai platform pertukaran ilmu pengetahuan, penguatan jejaring riset, dan pembentukan rekomendasi strategis untuk pembangunan ekonomi halal yang inklusif dan berkelanjutan. 

Kota Yogyakarta menjadi lokasi pertemuan ketiga, setelah dua kali dilaksanakan di Malaysia. Penyelenggaraan ICIHES tidak hanya bersifat akademik, tetapi sebagai bagian dari syiar Islam berkeadaban, menghadirkan keberkahan, keadilan, dan kemaslahatan dalam pengembangan ekonomi dan kehidupan sosial.

Dalam pertemuan ini, UGM sebagai host penyelenggara kolaboratif antara Program Doktor Perekonomian Islam dan Industri Halal Sekolah Pascasarjana UGM dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Kegiatan ini bekerja sama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Kyoto University, dan Ritsumeikan University Jepang dengan dukungan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY, penggiat Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur melalui Dana Keistimewaan DIY dan komunitas-komunitas penggerak halal di Yogyakarta. 

Kota Yogyakarta dipilih karena identitasnya sebagai kota ilmu, kota budaya, dan kota peradaban. Di Kota ini nilai Islam tumbuh dengan kehalusan, rasionalitas, dan kedalaman makna.

“Halal bukan sekadar label kepatuhan, melainkan cara membangun kehidupan yang bermartabat, adil, dan berkelanjutan,” ujar Rika Fatimah penyelenggara yang lain.

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut