get app
inews
Aa Text
Read Next : Polrestabes Semarang Tahan Dua Mahasiswa Undip, Tersangka Penyanderaan Polisi saat Aksi Hari Buruh

Puluhan Etnis Meriahkan Pesta Budaya IICF 2025 di UKSW Salatiga

Selasa, 24 Juni 2025 | 20:56 WIB
header img
Wali Kota Salatiga Robby Hernawan bersama Rektor UKSW Intiyas Utami mengunjungi salah satu stand IICF 2025 di kampus setempat, Selasa, (24/6/2025). Foto/Ist

SALATIGA, iNewsBoyolali.id –  Pesta Budaya Indonesian International Culture Festival (IICF) 2025 resmi digelar di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Selasa (24/6/2025). Bertempat di lapangan sepak bola kampus, acara tahunan ini akan berlangsung selama tiga hari, mulai 24 hingga 26 Juni 2025.

Pesta budaya yang telah memasuki penyelenggaraan ke-11 ini menampilkan ragam budaya dari puluhan etnis Nusantara. Mulai dari miniatur rumah adat, makanan khas, hingga permainan tradisional dipamerkan secara terbuka untuk masyarakat umum.

Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, bersama Rektor UKSW, Prof. Intiyas Utami, turut mengunjungi sejumlah stand budaya yang disiapkan para mahasiswa. Dalam sambutannya, Rektor UKSW menekankan bahwa IICF bukan sekadar seremoni, namun juga bentuk nyata komitmen kampus dalam merawat keberagaman dan menumbuhkan rasa nasionalisme.

“IICF adalah ikon UKSW sebagai kampus Indonesia mini. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya mengenal budaya sendiri, tetapi juga belajar menghargai perbedaan,” ungkap Prof. Intiyas.

Ia juga menyoroti pentingnya makanan tradisional yang tidak hanya mencerminkan identitas budaya, tetapi juga mengandung nilai gizi yang dapat mendukung program pemerintah dalam pencegahan stunting.

Ketua Panitia IICF 2025, Rikko Yan Lado Ae, menyampaikan bahwa tahun ini kegiatan diikuti oleh 23 etnis dari seluruh Indonesia. Selain pertunjukan budaya, pengunjung juga bisa mencicipi berbagai kuliner khas daerah.

“Acara ini terbuka untuk umum dan menjadi ruang ekspresi budaya mahasiswa dari berbagai latar belakang,” jelas Rikko.

Salah satu peserta, Justin Saudale, mahasiswa asal Alor, turut menampilkan rumah adat Lopo dari suku Abui serta Moko, benda pusaka berupa nekara perunggu yang digunakan sebagai mas kawin. Ia juga memperkenalkan makanan khas Alor seperti kue rambut dan jagung katemak.

Sementara itu, pengunjung bernama Septiana mengaku terkesan dengan acara tersebut.

“Saya senang bisa melihat beragam budaya dan etnis dalam satu tempat. Sangat menarik dan edukatif,” katanya.

Dengan semangat persatuan dalam keberagaman, IICF 2025 kembali membuktikan bahwa kampus UKSW menjadi ruang inklusif yang merayakan identitas budaya Indonesia dalam wujud yang kreatif dan inspiratif.

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut