Klinik Mata Boyolali Gelar Operasi Katarak Gratis Selama 5 Bulan, Targetkan 25 Pasien Kurang Mampu

BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Klinik Mata Boyolali menggelar program operasi katarak gratis bagi warga kurang mampu selama lima bulan berturut-turut, mulai Juni hingga Oktober 2025. Program ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap tingginya angka kebutaan akibat katarak di Indonesia.
Kepala Cabang Klinik Mata Boyolali, Dadang Dwi Purwanto mengatakan, program ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang menyasar sektor kesehatan, khususnya pelayanan mata.
“Juni ini kami mulai dengan lima pasien, dan alhamdulillah sudah ada yang mendaftar dan siap menjalani operasi. Program ini akan berlanjut setiap bulan hingga Oktober, masing-masing lima pasien. Jadi totalnya ada 25 pasien yang akan kami bantu,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (14/6/2025).
Dadang menjelaskan, masyarakat yang ingin mendapatkan layanan ini bisa mendaftar setiap awal bulan di Klinik Mata Boyolali. Setelah melalui proses verifikasi, pasien yang memenuhi syarat akan langsung dijadwalkan untuk menjalani tindakan operasi secara gratis.
Menurutnya, katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan. Namun, tingginya biaya operasi menjadi penghalang bagi banyak warga kurang mampu untuk mengakses pengobatan.
“Operasi katarak bukan hanya soal kesehatan, tapi juga soal masa depan dan produktivitas seseorang. Maka dari itu, program CSR seperti ini sangat dibutuhkan,” katanya.
Program tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat. Warga yang sebelumnya kesulitan membiayai operasi katarak mengaku sangat terbantu dengan inisiatif ini.
Mereka berharap, kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk peduli terhadap kesehatan mata masyarakat, khususnya mereka yang kurang mampu.
“Kami berharap keberadaan Klinik Mata Boyolali bisa benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas,” tutur Dadang.
Sebagai informasi, katarak merupakan kondisi lensa mata yang mengeruh dan dapat menyebabkan kebutaan. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, terutama lansia, dan membutuhkan tindakan operasi untuk penyembuhan. Program seperti ini menjadi angin segar bagi masyarakat yang membutuhkan namun terkendala biaya.
Editor : Tata Rahmanta