Mata Air Peninggalan Belanda Jadi Penyelamat Ratusan Warga Desa Hutan di Grobogan

Sementara itu, Teguh Yuli Anggoro, Kasi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis KPH Gundih, mengajak warga aktif menjaga kebersihan area mata air. Menurutnya, penurunan debit air belakangan ini perlu diantisipasi dengan penghematan dan perawatan berkelanjutan.
“Kalau tidak dijaga, bisa rusak atau habis. Makanya, kami juga lakukan reboisasi. Kita tanam kembali ratusan tanaman keras di lokasi hutan ini dan larang penanaman jagung di sekitar sendang agar tanah tetap stabil,” jelas Teguh Yuli.
Sendang Dawang tak hanya mengaliri Desa Bandungharjo, tapi juga menjadi sumber air bagi warga Desa Genengsari yang berjarak sekitar 2,5 kilometer. Warga dari dua desa kini siap menjadi penjaga kelestarian hutan dan air bersih yang mereka anggap sebagai warisan berharga.
“Kita ajak warga masyarakat untuk selalu menjaga kelestarian hutan jangan sampai dirusak sehingga bisa menyebabkan debit air akan berkurang dan akhirnya habis, jadi yang rugi semuanya,”tegasnya.
Editor : Tata Rahmanta