Pemprov Jateng Targetkan Rehabilitasi 1 Juta Rumah Tak Layak Huni di 2025

BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mengakselerasi upaya pengentasan kemiskinan ekstrem dengan fokus pada program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Setelah berhasil membangun sekitar 1,2 juta unit RTLH pada tahun 2024, Pemprov Jateng kini menargetkan perbaikan lebih dari 1 juta rumah pada 2025.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengalokasikan anggaran untuk program RTLH yang tersebar di berbagai kabupaten. Saat ini, sebanyak 17.000 unit rumah sudah mulai dibangun di seluruh wilayah Jateng.
“Program ini berjalan simultan di semua daerah. Untuk Mei saja, ada sekitar 1.000 rumah yang sudah mulai direhabilitasi,” ujar Luthfi saat ditemui di Boyolali, Kamis (15/5/2025).
Ia juga menambahkan, program ini mendapat dukungan dari Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, yang akan memfokuskan bantuan di wilayah Banyumas dengan target 500.000 rumah.
Menurut Luthfi, rumah yang memenuhi syarat rehabilitasi adalah rumah milik sendiri, berstatus hak milik, tidak dalam sengketa, dan sudah diverifikasi oleh dinas setempat. Program ini juga akan melibatkan TNI dan Polri dalam proses pelaksanaannya, dengan target penyelesaian dua minggu per unit dan anggaran sebesar Rp20 juta, yang mencakup perbaikan atap, lantai, dan dinding.
Salah satu warga penerima manfaat, Wagiman (70), warga Desa Selodoko, Kecamatan Ampel, Boyolali, menyatakan rasa syukurnya. Awalnya ia sempat menolak, namun berubah pikiran setelah dikunjungi langsung oleh Gubernur Luthfi.
“Saya sangat senang sekali, Mas,” ujar Wagiman.
Ketua RT setempat, Dahono, menambahkan bahwa untuk tahap ini, rumah Wagiman menjadi satu-satunya yang akan direhabilitasi dengan dukungan dana gotong royong dari warga serta bantuan dari TNI dan Polri.
“Proses rehab akan dimulai secepatnya, kemungkinan pekan depan,” jelasnya.
Program RTLH ini menjadi bagian dari strategi besar Pemprov Jateng dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan ekstrem di wilayahnya.
Editor : Tata Rahmanta