get app
inews
Aa Text
Read Next : BPD Dan Perangkat Desa Sidak Pabrik Pakan Ternak Dan Dapati Pengelola Belum Kantongi Izin Usaha

Belum Ada Kejelasan Kasus Pencabulan Oleh Oknum Guru Agama Wanita, Keluarga Korban Datangi Polres

Senin, 21 April 2025 | 12:59 WIB
header img
Keluarga YS, Korban Pencabulan Guru Agama Wanita di Grobogan Datangi Polres Grobogan, Minta Kerangan Kelanjutan Hukum Terhadap Pelaku. Foto : iNews

GROBOGAN,iNewsBoyolali.id-Kasus pencabulan oleh seorang guru agama wanita terhadap anak bawah umur di Grobogan yang viral sejak empat bulan lalu, hingga kini belum ada titik kejelasan. Nenek korban, YS yang didampingi keluarga kemudian mendatangi kantor Satreskrim Polres Grobogan, untuk mempertanyakan kejelasan kasus yang  sudah berjalan sejak empat bulan lalu belum terselesaikan.

Sulasih, nenek YS, korban pencabulan oleh seorang oknum guru agama wanita yang viral pada awal januari dua ribu dua puluh empat lalu, senin pagi mendatangi Polres Grobogan, Jawa Tengah. Dengan didampingi pihak keluarga, Lasi masuk ke dalam ruang unit pelayanan perempuan dan anak atau PPA Satreskrim Polres Grobogan, Jawa Tengah. Ia mempertanyakan terkait nasib kasus cucunya yang menjadi korban pencabulan ST, oknum guru agama wanita yang kini sedang ditangani pihak PPA.

Dalam Pertemuan Antara Keluarga Korban Dengan PPA, pihak korban mempertanyakan tentang kelanjutan penyidikan kasus pencabulan yang dilakukan oleh ST. dari hasil penyidikan ST mengakui perbuatannya bahwa ia telah memaksa YS untuk bersetubuh dengannya sebanyak empat kali. Kasus ini terjadi sejak pertengahan tahun dua ribu dua puluh tiga dan viral pada akhir tahun dua ribu dua puluh empat lalu.

“ Tadi berkas sudah dilimpahkan ke Kejaksaan dan kita diminta untuk menunggu informasi selanjutnya. Kita kesini memang untuk mempertanyakan itu karena hampir empat bulan penanganan belum ada kabar sama sekali,” Jelas Henry keluarga korban.

 Menurut keterangan Henry, berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian, ST telah mengakui bahwa ia memaksa korban untuk bersetubuh dengan iming-iming akan diberi uang dan pakaian. Sementara itu, keluarga YS juga mempertanyakan permasalahan ST yang hingga kini tidak ditahan setelah terbukti melakukan tindak asusila terhadap anak di bawah umur.

“Tidak ada itikad baikd ari ST untuk datang dan menemui nenek YS untuk meminta maaf atau apapun, dan mungkin itu akan menjadi pertimbangan kita untuk memperingan hukumannya,”tambahnya.

Saat peristiwa terjadi pada tahun dua ribu dua puluh tiga lalu, dimana YS masih duduk di bangku kelas dua sekolah menengah pertama islam di wilayah Grobogan, Jawa Tengah, dan ST saat itu masih berstatus guru di sekolah tersebut. Setelah kasus viral, ST kemudian dipecat dari sekolah.

Lasih sapaan akrab Sulasih, mengaku lega kondisi kejiwaan korban saat ini sudah mulai membaik. YS menjalani terapi kejiwaan di sebuah pondok pesantren di Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah. Dan saat ini sudah mulai membaik serta bisa berinteraksi dengan teman-teman pondok.

“Alhamdulillah sekarang cucu saya sudah mulai membaik dan terus menjalani terapi dan sekolah di pondok. Untuk teman-temannya sangat baik dan sangat melindunginya jadi merasa aman dan nyaman disitu. Saya berharap pelaku dihukum sesuai perbuatannya,” tegas Lasih. 

Keluarga korban mengaku kecewa karena selama menjalani pemeriksaan, pelaku st hingga saat ini tidak ada itikad baik untuk datang ke keluarga ys untuk meminta maaf. St dan ys sempat digerebek di rumah st saat diduga melakukan hubungan terlarang hingga diarak ke rumah kepala dusun setempat untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka. 

Sementara polisi belum bisa memberikan keterangan terkait kelanjutan penanganan kasus tersebut. Keluarga korban menuntut agar YS segera diadili dan menjalani hukuman sesuai dengan perbuatannya.

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut