get app
inews
Aa Text
Read Next : Mahasiswa Agroteknologi UBY Gelar Pengabdian Masyarakat di Desa Krasak

Mahasiswa KKN Undip Mengedukasi Pelaku UMKM di Desa Mertan tentang Manajemen Simpan Barang

Senin, 10 Februari 2025 | 14:31 WIB
header img
Muhammad Imam Allaist, mahasiswa KKN Undip mengedukasi pelaku UMKM dalam optimalisasi manajemen dan administrasi barang kelontong. (foto: dok KKN)

SUKOHARJO, iNewsBoyolali.idMahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Tim I Undip Periode 2025 Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo telah melaksanakan pendampingan optimalisasi manajemen administrasi penyimpanan barang kelontong kepada salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Mertan, yakni Sri Suyatmi. Dia adalah salah satu pelaku UMKM yang bergerak dalam jual beli barang kelontong.

“Kami fokus memberi edukasi manajemen penyimpanan dan manajemen persediaan barang kepada para pelaku UMKM, khususnya pemilik toko kelontong RW 02 Desa Mertan. Tujuannya agar para pelaku UMKM bisa mendorong efesiansi dan produktifitas operasional perusahaan, kios, toko, maupun warung, sehingga dapat meningkatkan laba”, kata Muhammad Imam Allaist, saat memberi penyuluhan kepada puluhan  wanita anggota PKK, di Balai Pertemuan RW 02 Dusun Juron, Desa Mertan, beberapa hari lalu.

Muhammad Imam Allaist adalah mahasiswa Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang yang saat ini sedang melaksanakan pendampingan terhadap pedagang kelontong di Dusun Juron.

Imam Allais memberi edukasi kepada pelaku UMKM toko kelontong perihal manajemen penyimpanan dan manajemen persediaan barang. Pendampingan serta edukasi yang dia berikan tentunya sudah disesuaikan dengan pengalaman serta ilmu yang didapatkan di bangku kuliah.

Imam menandaskan, edukasi maupun pendampingan yang diberikan ke pedagang kelontong difokuskan pada bidang manajemen penyimpanan dan manajemen persediaan barang. “Ya, karena sebagian besar mereka belum menerapkannya secara optimal”, lanjutnya.

Disebutkan, penerapan manajemen penyimpanan dan manajemen pengadaan barang pada toko kelontong harus diterapkan secara bagus agar bisa menunjang efisiansi dan produktifitas toko itu sendiri. Sebaliknya, jika diabaikan, para pelanggan pada kabur, omset penjualan turun drastis.

“Kami melihat, sebagian besar, para pemilik kios maupun toko kelontong belum menerapkan manajemen penyimpanan dan manajemen persediaan barang secara optimal. Oleh karena itu, jangan risih apabila ada toko kelontong yang isinya terlihat berantakan alias tidak tertata rapih.  Juga jangan kaget jika barang yang dijualnya ternyata sudah rusak, expired, bahkan hilang dari tempat penyimpanan”, jawab Imam Alaist saat ditemui pers di sela-sela kegiatan pendampingan.

Program pendampingan yang dilakukan mahasiswa KKN Undip terhadap pelaku usaha UMKM ini  diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan para pedagang kelontong Desa Mertan. Terutama dalam meningkatkan omset penjualan dan memperluas jangkauan pasar.

Menanggapi program pendampingan/edukasi mahasiswa KKN Undip di Desa Mertan Kecamatan Bondosari Kab Sukoharjo, Sri Suyatmi, salah satu pemilik toko kelontong di Mertan, merasa puas. Alasannya, Program Pendampingan yang dilakukan Muhammad Imam Alaist mudah dicerna, bahkan sangat bermanfaat bagi para pemilik toko/kios/ kelontong di Mertan.

“Kami merasa senang atas ilmu dan pendampingan yang disampaikan Mas Imam. Penyampaian atau penyuluhannya sangat jelas dan mudah dipahami. Saya kira ini tidak hanya para pedagang kelontong, tapi juga bermanfaat bagi penjual sembako ataupun bagi  pedagang-pedagang lainnya. Kami paham, ilmu yang disampaikan Mas Imam, apabila dipraktikkan kalangan pedagang, insya’ Allah bisa menaikkan pendapatan keuntungan, kerusakan barang , juga  bisa menghindari kehilangan barang dagangan yang disimpan di toko maupun kios, kata Sri Suyatmi, Ketua PKK RW 02 yang juga salah satu pemilik toko kelontong.

Ketika ditanya wartawan, di sela-sela mengedukasi puluhan anggota Kelompok Wanita dan para pedagang kelontong , Muhammad Imam Alaist  mengatakan, program kerja yang digarap adalah mengedukasi manajemen penyimpanan dan manajemen persediaan barang kepada pelaku UMKM di RW 02 Desa Mertan Kecamatan Bendosari Kab. Sukoharjo.

“Kenapa manajemen penyimpanan dan manajemen persediaan barang yang saya tularkan?  Alasan pertama agar sesuai dengan Prodi Kuliah saya, yaitu Manajemen dan Administrasi Logistik Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.  Alasan kedua, saya menemui beberapa pemilik toko kelontong di Desa Mertan yang belum menerapkan manajemen penyimpnan dan manajemen persediaan barang dagangan secara maksimal,” jawabnya.

Mahasiswa yang sering disapa Ais ini mengatakan, penerapan manajemen penyimpanan dan manajemen persediaan  barang bisa untuk menunjang efisiensi dan produksivitas toko/kios. Manajemen penyimpanan yang kurang tepat, dapat meminimalkan risiko kerusakan barang. Sebaliknya, jika manajemen penyimpanan dikelola secara tepat,  efeknya bisa untuk mencegah pencurian, memperkecil biaya yang timbul, memudahkan peletakan dan pengambilan barang dari tempat penyimpanan, mengefektifkan dan mengefisienkan pengaturan lokasi penyimpanan barang, dan lain- lain.

Dia menambahkan, manajemen persediaan barang dagangan digunakan untuk menjaga jumlah persediaan/ stock tetap optimal. “Jangan sampai di kios itu ada kekurangan barang dan juga tidak berlebihan. Kurang persediaan akan menimbulkan berkurangnya perolehan laba, pelanggan tidak puas  sehingga pindah ke toko lain, alias kehilangan loyalitas pelanggan”, tandasnya.

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut