Setelah Diuji Coba, Jalur Hulu Dan Hilir Grobogan Sudah Bisa Dilewati Kereta Api

GROBOGAN,iNewsBoyolali.id-Rel ganda kereta api yang longsor akibat tanggul jebol di grobogan kini sudah bisa dilalui kereta api. Seluruh pengalihan kereta kini kembali normal. Petugas PT KAI yang berada dilokasi terlihat sangat puas dan meluapkan kegembiraan ketika kereta pertama berhasil melintasi jalur hilir yang sudah rampung diperbaiki. PT KAI kedepan akan memperbaiki jalur kereta api tersebut secara permanen.
Seperti inilah luapan kegembiraan petugas PT KAI Daop empat Semarang, Jawa Tengah, ketika melihat kereta api pertama yakni kereta api 95 Harina melintasi jalur hilir pada selasa malam. Mereka mengucapkan syukur bersama-sama ketika melihat perlintasan bisa dilalui kereta api dengan aman. PT KAI mengaku sangat puas melihat rel kereta api hilir yang awalnya mengalami kerusakan paling parah, kini bisa dilalui kembali. Sementara itu untuk jalur hulu terlebih dahulu telah dilakukan uji coba dengan kereta api pertama 272 Airlangga yang melintas dari arah semarang menuju surabaya.
Heru Kuswanto, Direktur Pengelola Prasarana Kereta Api Indonesia, menjelaskan bahwa target penyelesaian perbaikan rel yang awalnya tanggal lima Februari dua ribu dua puluh lima, Ternyata Maju Sehari Lebih Cepat Dari Perkiraan. Untuk kedua rel perlintasan sudah bisa dilalui, namun batas kecepatan maksimum saat melintas jalur ganda di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug, Grobogan, Jawa Tengah, telah ditentukan yakni tiga puluh kilometer per jam.
“Ternyata target penyelesaian perbaikan yang tadinya tanggal lima Februari ternyata maju satu hari, Alhamdulillah. Untuk jalur kedua malam ini juga siap untuk dilewati dan tadi sudah dilakukan uji coba. Untuk perbaikan permanen kita sedang menyelesaikan DED (detail Engineering Design) menunggu dari PT KAI dulu. Yang jelas malam ini sudah bisa dilalui dua arah dengan kecepatan maksimum tiga puluh kilometer,”ucap Heru Kuswanto.
Editor : Tata Rahmanta